Makalah PENGENALAN PERUSAHAAN,PERENCANAAN JANGKA PANJANG,NET PRESENT VALUE,

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada akhir tahun berjalan yang tercermin pada harga saham perusahaan. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan sebaliknya semakin rendah harga saham maka nilai perusahaan juga rendah atau kinerja perusahaan kurang baik. Nilai perusahaan di ukur dengan price to book value (PBV) yaitu rasio yang mengukur nilai perusahaan dengan membandingkan harga saham per lembar saham. Menurut Febrina (2010) nilai perusahaan adalah nilai yang berkembang untuk pemegang saham, nilai perusahaan akan tercermin dalam harga pasar sahamnya. Nilai perusahaan sesuai dengan Rika dan Islahudin (2008:7) didefinisikan sebagai pasar.

Nilai perusahaan dapat memberikan kekayaan pemegang saham secara maksimal jika harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham akan menghasilkan kekayaan pada pemegang saham. Perusahaan yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Salah satunya, pandangan nilai perusahaan bagi pihak kreditur. Bagi pihak kreditur nilai perusahaan berkaitan dengan likuiditas perusahaan, yaitu perusahaan dinilai mampu atau tidaknya mengembalikan pinjaman yang 2 diberikan oleh pihak kreditur. Apabila nilai perusahaan tersirat tidak baik maka investor akan menilai perusahaan dengan rendah. Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan, akan ada konflik antara kepentingan manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) sering disebut agency problem. Tidak jarang bahwa manajer perusahaan memiliki tujuan yang berbeda dan kepentingan yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan pemegang saham. Minat yang berbeda antara manajer dan pemegang saham telah mengakibatkan konflik yang biasa disebut dengan konflik keagenan. Hal tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan Wien Ika Permanasari (2010:1).

Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan terdiri dari : a. Untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesarbesarnya. b. Ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. 3 c. Memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Suatu perusahaan untuk dapat melangsungkan aktivitas operasinya, haruslah berada dalam keadaan yang menguntungkan/profitable. Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan diminati sahamnya oleh investor. Sehingga, dengan demikian profitabilitas dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Profitabilitas memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil uji tersebut tetap sama saat model persamaan regresi menambahkan variabel kepemilikan manajerial. Hal ini berarti semakin tinggi nilai profit yang di dapat maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Karena profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat Mardiyanti (2012).

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-proses perencanaan. Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan ekternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan). Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang akan dijalankan untuk meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan-tujuan organisasi di waktu yang akan datang. Perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha. Pokok pembahasan dalam paper ini berfokus pada perkenalan konsep perencanaan, alasan pentingnya perencanaan dalam mencapai tujuan dan bagaimana mengefektifkan perencanaan tersebut.

Ketika perencanaan sudah disursun dengan tepat, maka akan berdampak baik dalam menjalankan perusahaan karena perencanaan sudah terencana dengan baik. Jika perusahaan tidak memiliki perencanaan yang tepat, maka perusahaan tidak memiliki arahan yang membuat perusahaan bertahan dengan panjang atau lama.

Net Present Value (NPV) adalah perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas yang masuk dan nilai sekarang dari arus kas keluar pada sebuah waktu periode. NPV biasanya digunakan untuk alokasi modal untuk menganalisa keuntungan dalam sebuah proyek yang akan dilaksanakan. Net Present Value yang positf menandakan bahwa proyeksi pendapatan yang dihasilkan oleh sebuah proyek atau investasi melebihi dari proyeksi biaya yang dikeluarkan. Pada umumnya nilai NPV yang positif akan menjadi menguntungkan dan proyek yang memiliki NPV negatif akan menghasilkan kerugian.

Menentukan nilai dari sebuah proyek itu sangatlah sulit karena ada bermacam-macam cara untuk mengukur nilai dari arus kas di masa depan. Karena dengan hukum Time Value Money (TVM), unag yang ada saat ini lebih berharga dibandingkan dengan nilai uang di masa depan dalam jumlah yang sama. Hal ini karena uang tersebut dapat digunakan untuk investasi yang lebih jelas menguntungkan dan juga karena inflasi. Dalam kata lain uang yang didapat dimasa depan jauh lebih sedikit nilainya dengan uang yang didapat saat ini jika dilihat dalam jumlah yang sama. Oleh karena itu digunakanlah Diskonto atau Discount Rate.

Variabel yang disebut diskonto ini merupakan salah satu elemen penting dalam menentukan NPV. Perusahaan seringkali memiliki cara yang berbeda dalam menentukan diskonto. Metode umum yang digunakan dalam menentukan diskonto ini adalah dengan menggunakan ekspektasi imbal hasil dari investasi lain yang memiliki nilai risiko yang sama (IRR) atau biaya dari pinjaman uang untuk melaksanakan proyek tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengetahui perusahaan secara mendasar ?

2. Bagaimana perencanaan jangka panjang perusahaan ?

3.Apa itu NPV?

 

C. Tujuan Perusahaan

1. Untuk mengetahui apa itu perusahaan secara mendasar

2. Untuk mengetahui perencanaan jangka panjang perusahaan.

3. Untuk mengetahui apa itu net present value.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

1. Penganalan Perusahaan

A. Pengertian Perusahaan

            Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi.

B. Jenis perusahaan berdasarkan lapangan usaha:

1.      Perusahaan ekstraktif adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengambilan kekayaan alam

2.      Perusahaan agraris adalah perusahaan yang bekerja dengan cara mengolah lahan/lading

3.      Perusahaan industri adalah perusahaan yang menghasilkan barang mentah dan setengah jadi menjadi barang jadi atau meningkatkan nilai gunanya

4.      Perusahaan perdagangan adalah perusahaan yang bergerak dalam hal perdagangan

5.      Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa

C. Jenis perusahaan berdasarkan kepemilikan:

1.      Perusahaan negara adalah perusahaan yang didirikan dan dimodali oleh negara

2.      Perusahaan koperasi adalah perusahaan yang didirikan dan dimodali oleh anggotanya

3.      Perusahaan swasta adalah perusahaan yang didirikan dan dimodali oleh sekelompok orang dari luar perusahaan

D. Unsur-unsur perusahaan

Perusahaan memiliki unsur-unsur seperti

·         Badan usaha

·         Kegiatan dalam bidang perekonomian

·         Terus menerus

·         Bersifat tetap

·         Terang-terangan

·         Keuntungan dan atau laba

·         Pembukuan

 

2. Perencanaan Jangka Panjang

            Perencanaan jangka panjang adalah rencana yang di atur sedemikian rupa agar hasil dari rencana tersebut dapat di nikmati dalam waktu atau tempo yang lama, biasanya perencanaan jangka panjang mempunyai jangka waktu 10-25 tahun.

            Setiap pemegang saham perusahaan tentu ingin perusahaan yang dimilikinya berumur panjang dan bertumbuh growth maka perencanaan sangat penting bagi perusahaan agar perusahaan berumur panjang sehingga salah satu prinsip akuntansi Going Concern (di asumsikan tidak pernah bangkrut). Namun salah satu faktor agar perusahaan memiliki umur yang panjang, perusahaan harus memiliki sistem yang baik dan menarik minat investor sehingga menarik investor menanamkan modalnya ke perusahaan agar perusahaan memiliki perputaran modal yang baik dan berdampak baik bagi perusahaan.

            Ada beberapa alasan mengapa kinerja jangka panjang penawaran umum perdana menarik. Pertama, dari sudut pandang investor, keberadaan pola harga dapat menghadirkan peluang bagi strategi perdagangan aktif untuk menghasilkan pengembalian yang superior.  Kedua, temuan kinerja purnajual bukan nol menimbulkan pertanyaan tentang efisiensi informasional pasar IPO.  Ini memberikan bukti mengenai hipotesis Shiller (1990) bahwa pasar ekuitas pada umumnya dan pasar IPO pada khususnya tunduk pada mode yang mempengaruhi harga pasar.  Ketiga, volume IPOS menampilkan variasi yang besar dari waktu ke waktu.  Jika periode volume tinggi dikaitkan dengan kinerja jangka panjang yang buruk, ini akan menunjukkan bahwa emiten berhasil menentukan waktu masalah baru untuk memanfaatkan "jendela peluang".  Keempat, biaya modal ekuitas eksternal untuk perusahaan yang go public tidak hanya bergantung pada biaya transaksi yang dikeluarkan untuk go public tetapi juga pada pengembalian yang diterima investor di pasar purnajual.  Sejauh tingkat pengembalian yang rendah diperoleh di pasar setelahnya, biaya modal ekuitas eksternal diturunkan untuk perusahaan-perusahaan ini (Ritter, 1991).

3. Net Present Value

            Net Present Value (NPV) adalah perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas yang masuk dan nilai sekarang dari arus kas keluar pada sebuah waktu periode. NPV biasanya digunakan untuk alokasi modal untuk menganalisa keuntungan dalam sebuah proyek yang akan dilaksanakan. Net Present Value yang positf menandakan bahwa proyeksi pendapatan yang dihasilkan oleh sebuah proyek atau investasi melebihi dari proyeksi biaya yang dikeluarkan. Pada umumnya nilai NPV yang positif akan menjadi menguntungkan dan proyek yang memiliki NPV negatif akan menghasilkan kerugian. Konsep ini merupakan dasar dari hukum Net Present Value, yang mengindikasikan bahwa investasi yang bagus hanya dapat dilakukan.

 

            Perusahaan menggunakan NPV untuk mengukur penambahan nilai perusahaan dari proyek prospektif tetapi karena perimbangan informasi dan agensi klasik NPV bukanlah kriteria penganggaran modal yang mengimplementasikan hasil terbaik.  Faktanya, dalam banyak kasus penerapannya sangat mencolok. Kami menganggap perusahaan yang terdiri dari manajemen puncak, kantor pusat, dan manajer divisi, sebagai manajer.  Kantor pusat menyiapkan proses alokasi modal;  menentukan siapa yang membuat keputusan penerimaan akhir proyek, manajer divisi atau kantor pusat, kriteria penganggaran modal yang digunakan perusahaan, dan kompensasi upah untuk manajer divisi.  Manajer mengidentifikasi peluang investasi yang tersedia untuk perusahaan dan mengajukan permintaan penganggaran modal untuk persetujuan kantor pusat.  Kami fokus pada masalah agensi antara kantor pusat dan manajer divisi, sebagai berikut.  Tujuan markas adalah yang "tepat", untuk memaksimalkan nilai pemegang saham.  Sebaliknya, manajer divisi memaksimalkan utilitas mereka sendiri, dan, oleh karena itu, insentif mereka tidak selaras dengan maksimalisasi nilai pemegang saham.  Perbedaan antara pendekatan kita dan pendekatan "buku teks" untuk penganggaran modal paling baik ditunjukkan dengan contoh sederhana.  Misalkan kantor pusat dapat mengamati semua proyek yang tersedia untuk perusahaan tanpa biaya.  Kemudian, kantor pusat akan memaksimalkan nilai perusahaan dengan memilih proyek sesuai dengan aturan NPV "buku teks".  Namun, jika kantor pusat tidak memiliki akses ke informasi yang dimiliki oleh manajer divisi, struktur ini telah sering digunakan oleh peneliti keuangan perusahaan. (Berkovich, 1998).

            Jika NPV bukan kriteria penganggaran modal yang optimal, lalu apa yang optimal?  Manajer kurang mampu memanipulasi proses penganggaran modal ketika kriteria penganggaran modal memberlakukan lebih banyak batasan.  Namun, memberlakukan pembatasan kemungkinan akan mengakibatkan hilangnya beberapa peluang investasi yang diinginkan.  Aturan penganggaran modal yang optimal adalah aturan yang memaksimalkan nilai perusahaan total dengan pertimbangan ini.  Secara umum, aturan optimal mungkin rumit, dengan banyak batasan dan panduan terperinci.  Namun, dalam banyak skenario realistis, beberapa kriteria penganggaran modal yang terkenal dan banyak digunakan menerapkan hasil yang efisien.

 

 

 

 

BAB III

                                                         PENUTUP        

 

A. Kesimpulan

            Investor harus memiliki pengetahuan mendasar dari apa itu perusahaan, dan seluruh aspek penting dalam perusahaan sebagai modal agar investor tidak salah langkah dalam penanaman modal. Pengenalan perusahaan sangat penting dalam setiap aspek, dikarenakan jika tidak memiliki pengetahuan mendasar maka selaku investor baik investor yang menamkan modalnya secara besar-besaran maupun dengan presentase kecil, maka akan memiliki dampak yang tidak baik.

            Salah satu aspek yang penting untuk mengetahui bahwa investor tidak salah menanamkan modalnya pada perusahaan adalah mengetahui bahwa apakah perusahaan tersebut memiliki perencanaan jangka panjang yang baik atau tidak. Jika perusahaan memiliki perencanaan yang baik maka berkemungkinan besar perusahaan akan memiliki peluang bertahan bahkan bertumbuh growth dan akan berdampak baik bagi inverstor dan perusahaan itu sendiri kususnya.

            Aspek yang tidak kalah penting yaitu tingkat NPV Net Present Value perusahaan yang dikelola. Net Present Value (NPV) adalah perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas yang masuk dan nilai sekarang dari arus kas keluar pada sebuah waktu periode. NPV biasanya digunakan untuk alokasi modal untuk menganalisa keuntungan dalam sebuah proyek yang akan dilaksanakan. Net Present Value yang positf menandakan bahwa proyeksi pendapatan yang dihasilkan oleh sebuah proyek atau investasi melebihi dari proyeksi biaya yang dikeluarkan. Pada umumnya nilai NPV yang positif akan menjadi menguntungkan dan proyek yang memiliki NPV negatif akan menghasilkan kerugian. Konsep ini merupakan dasar dari hukum Net Present Value, yang mengindikasikan bahwa investasi yang bagus hanya dapat dilakukan. Jika perusahaan memiliki tingkat NPV yang baik pada periode sebelumnya, maka hal itu dapat dijadikan referensi investor sebagai dasar pengambilan keputusan, apakah perusahaan tersebut layak untuk ditanamkan modal dari investor atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

 

Aryani, Dwi. Dan Rosinta, Febrina. 2010. Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan. Jurnal Ilmu Adsminitrasi dan Organisasi,Vol. 17(2) hal: 114-126.

Baruno. A. & R. Sembel (2004) Aplikasi formula penilaian opsi Black-Scholes Untuk estimasi nilai call option: Index Saham LQ-45 di Burs Efek Jakarta.

Brekovitch & Israel (1998). Why the NPV criterion does not maximize NPV. Working Paper. Tel Aviv University

Fama, E. And K. French (Summer 2004). Capital Asset Pricing Model : P Theory and Evidance, Journla of Economics Prespectives, p. 25-46.

Mardiyanti, Umi, Gatot Nazir Ahmad dan Ria Putri. 2012. Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Probabilitas terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdfaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005- 2010. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), 3 (1): h:1-17.

Nurlela, Rika dan Islahuddin.2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase kepemilikan Menejerial sebagai Variabel Moderating.Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.

Permanasari, Wien Ika. 2010. ”Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional, Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan”. Skripsi S-1 : Universitas Diponegoro Semarang. http://www.enprints.undip.ac.id.

 

Ritter (1991). The LR Performance of IPO. Journal Of Finance, March, 3-27.

 

Comments

Popular Posts