MAKALAH CAPM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
CAPM pertama kali diperkenalkan oleh Sharpe, Lintner, dan Mossin
pada pertengahan tahun 1960-an. Menurut Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, MBA,
CWM, CAPM adalah Model yang menghubungkan tingkat return harapan dari suatu
aset berisiko dengan risiko dari suatu aset tersebut pada kondisi pasar yang
seimbang. Menurut Eugene F.
Brigham (Muslih, 2008), model Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan
model keseimbangan yang diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe, Lientner dan Mossin
pada tahun 1960-an.
Menurut Agus Sumanto (Muslih, 2008), model
CAPM mempunyai validitas yang tinggi sebagai alat memprediksi return saham satu
tahun ke depan, tetapi tidak valid jika data yang digunakan pada saat pasar
berada dalam gejolak yang tinggi. Menurut Muslih (2008), model Arbitrage
Pricing Theory (APT) merupakan model keseimbangan yang dikemukakan oleh Stephen
Ross. Model APT dianggap lebih baik daripada model CAPM. Jika model CAPM
memerlukan banyak asumsi maka sebaliknya model APT lebih sedikit asumsi. Asumsi
utama dari model APT adalah setiap investor, yang memiliki peluang untuk
meningkatkan return portofolionya tanpa meningkatkan risikonya, akan
memanfaatkan peluang tersebut. Pada model APT faktor–faktor makro ekonomi
seperti inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang, jumlah uang yang
beredar, harga emas dunia dan harga minyak mentah dunia turut diperhitungkan
dalam memprediksi return saham. Menurut
Samsul (2006), tingkat inflasi, tingkat suku bunga, kurs dan jumlah uang yang
beredar merupakan faktor-faktor makro ekonomi yang secara langsung dapat
mempengaruhi harga saham. Hal ini dapat dikatakan bahwa model APT dapat
dipengaruhi oleh tingkat inflasi, tingkat suku bunga, kurs dan jumlah uang yang
beredar.
Ross
(1976) merumuskan suatu teori yang disebut sebagai Arbitrage Pricing
Theory (APT). Kalau pada CAPM analisis dimulai dari bagaimana pemodal
membentuk portofolio yang efisien ( karena market portofolio yang mempunyai
kedudukan sentral dalam CAPM merupakan portofolio yang efisien), maka APT
mendasarkan diri konsep satu harga (the law of one price).
Perbedaan
antara kedua model tersebut terletak pada perlakuan APT terhadap hubungan antar
tingkat keuntungan sekuritas. APT mengasumsikan bahwa tingkat keuntungan
tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian dan industri.
Korelasi antara tingkat keuntungan dua sekuritas terjadi karena sekuritas-
sekuritas tersebut dipengaruhi oleh faktor atau faktor-faktor yang sama.
Sebaliknya meskipun CAPM mengakui adanya korelasi antar tingkat keuntungan,
model tersebut tidak menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi korelasi
tersebut. Baik CAPM maupun APT sama-sama berpendapat bahwa ada hubungan yang
positif antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan resiko.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapamasalah dalam penulisan makalah ini, antara lain:
1. Apa yang dimaksud CAPM?
2. Apa saja asumsi CAPM?
3. bagaimana mengaplikasikan model-model
keseimbangan CAPM ?
1.3
Tujuan
Tujuan dilakukan penulisan ini adalah
untuk mendapatkan pemahaman mengenai:
1.
Untuk mengetahui definisi CAPM
2. Untuk mengetahui asumsi CAPM
3. Untuk mengetahui
mengaplikasi model-model keseimbangan CAPM
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi CAPM
Menurut
Reilly dan Brown (2012:204) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM)
merupakan perluasan teori pasar modal yang memungkinkan investor untuk
mengevaluasi risiko-returntrade-off
untuk diversifikasi baik diversifikasi portofolio dan sekuritas individual.
Sebuah model hubungan antara risiko dan expected
return suatu sekuritas atau portofolio (Zubir 2011:197).
Bodie et al. (2005) menjelaskan bahwa Capital
Asset Pricing Model (CAPM) merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan
modern. Capital Asset Pricing Model (CAPM) memberikan prediksi
yang tepat antara hubungan risiko sebuah aset dan tingkat harapan pengembalian (expected
return). Walaupun Capital Asset Pricing Model belum dapat
dibuktikan secara empiris, Capital Asset Pricing Model sudah
luas digunakan karena Capital Asset Pricing Model akurasi yang
cukup pada aplikasi penting. Capital Asset
Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor adalah perencana pada
suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai keadaan pasar
dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal. Capital Asset
Pricing Model juga mengasumsikan bahwa pasar saham yang ideal adalah
pasar saham yang besar, dan para investor adalah para price-takers,
tidak ada pajak maupun biaya transaksi, semua aset dapat diperdagangkan secara
umum, dan para investor dapat meminjam maupun meminjamkan pada jumlah yang
tidak terbatas pada tingkat suku bunga tetap yang tidak berisiko (fixed
risk free rate). Dengan asumsi ini, semua investor memiliki portofolio yang
risikonya identik.
2.2 Asumsi-asumsi
CAPM
1.
Investor akan mendiversifikasikan
portolionya dan memilih portofolio yang optimal sesuai dengan garis portofolio
efisien.
2.
Semua investor mempunyai distribusi
probabilitas tingkat return masa depan yang identik.
3.
Semua investor memiliki periode waktu yang
sama.
4.
Semua investor dapat meminjam atau meminjamkan
uang pada tingkat return yang bebas risiko.
5.
Tidak ada biaya transaksi, pajak pendapatan,
dan inflasi.
6.
Terdapat banyak sekali investor, sehingga
tidak ada investor tunggal yang dapat mempengaruhi harga sekuritas. Semua
investor adalah price taker.
7.
Pasar dalam keadaan seimbang (equilibrium).
2.3 Risiko dan Return
Keinginan utama dari investor adalah
meminimalkan risiko dan meningkatkan perolehan (minimize risk and
maximize return). Asumsi umum bahwa investor individu yang rasional
adalah seorang yang tidak menyukai risiko (risk aversive), sehingga
investasi yang berisiko harus dapat menawarkan tingkat perolehan yang
tinggi (higher rates of return), oleh karena itu investor sangat
membutuhkan informasi mengenai risiko dan pengembalian yang diinginkan. Risiko investasi yang dihadapi
oleh investor (Rose, Peter S., dan Marquis, Milton H. 2006. Money and
Capital Markets, Ninth Edition, p 277-280):
1.
Market Risk (risiko pasar), sering
disebut juga sebagai interest rate risk, nilai investasi akan menjadi turun
ketika suku bunga meningkat mengakibatkan pemilik investasi mengalami capital
loss. Reinvestment risk, risiko yang disebabkan sebuah aset akan memiliki yield
yang lebih sedikit pada beberapa waktu di masa yang akan datang.
2.
Default risk. Risiko apabila penerbit aset
gagal membayar bunga atau bahkan pokok aset.
3.
Inflation risk. Risiko menurunya nilai riil
aset karena inflasi.
4.
Currency risk. Risiko menurunnya nilai aset
karena penurunan nilai tukar mata uang yang dipakai oleh aset.
5.
Political risk. Risiko menurunya nilai aset
karena perubahan dalam peraturan atau hukum karena perubahan kebijakan
pemerintah atau perubahan penguasa.
2.4 Persamaan CAPM
Persamaan risiko dan
perolehan (Equation Risk and Return) adalah :
Rs = Rf +
Rp
Dimana
: Rs = Expected Return on a given
risky security
Rf = Risk-free rate
Rp = Risk premium
Bila nilai β = 1
artinya adanya hubungan yang sempurna dengan kinerja seluruh pasar seperti yang
diukur indek pasar (market index), contohnya nilai yang diukur oleh
Dow-Jones Industrials dan Standard and Poor’s 500-stock-index. Hubungan ini
dapat digambarkan dalam contoh pada gambar.
β adalah ukuran dari
hubungan paralel dari sebuah saham biasa dengan seluruh tren dalam pasar saham.
Bila β > 1.00
artinya saham cenderung naik dan turun lebih tinggi daripada pasar.
β < 1.00 artinya
saham cenderung naik dan turun lebih rendah daripada indek pasar secara
umum (general market index).
Perubahan persamaan
risiko dan perolehan (Equation Risk and Return) dengan
memasukan faktor β dinyatakan sebagai:
RS = Rf +
βs (Rm – Rf)
RS = Expected
Return on a given risky security
Rf =
Risk-free rate
Rm =
Expected return on the stock market as a whole
βs =
Stock’s beta, yang dihitung berdasarkan waktu tertentu
CAPM bertahan bahwa
harga saham tidak akan dipengaruhi oleh unsystematic risk, dan saham yang
menawarkan risiko yang relatif lebih tinggi (higher βs) akan
dihargai relatif lebih daripada saham yang menawarkan risiko lebih rendah
(lower βs). Riset empiris mendukung argumen mengenai βs sebagai
prediktor yang baik untuk memprediksi nilai saham di masa yang akan
datang (future stock prices).
CAPM dikritik sebagai
penyebab masalah kompetisi di Amerika Serikat. Manajer di sebuah perusahaan di
Amerika Serikat yang menggunakan CAPM terpaksa membuat investasi yang aman
dalam jangka pendek dan perolehannya dapat diprediksi dalam jangka pendek
daripada investasi yang aman dan perolehan dalam jangka panjang. Para peneliti
telah menggunakan CAPM untuk menguji hipotesa yang berhubungan dengan hipotesa
pasar efisien (Tatang,2011).
2.5 Markowitz
dan Market Model
William Sharpe dalam membangun
model CAPM diilhami dari teori portofolio yang diajukan oleh Harry Markowits.
Markowitz mengusulkan sebuah model untuk menjelaskan korelasi diantara return
sekuritas. Model ini mengasumsikan bahawa return dari sekuritas ke-i tergantung
pada sebuah faktor yang mendasari, nilai yang diwakili oleh indeks, dalam
notasi matematika dinyatakan sebagai:
ri = αi + βi.F
+ ui
ri = return sekuritas i
βi = Beta dari sekuritas i
F = indeks (belum tentu indeks pasar)
ui = error term
(walaupun selanjutnya markowitz mengusulkan
bahwa persamaan itu seharusnya tidak linier, karena ada faktor lain yang
mendasarinya).
Kemudian pada tahun 1963, William Sharpe
menguji persamaan tersebut sebagai penjelasan bagaimana return sekuritas
cenderung naik dan turun seiring dengan naik turunnya indeks umum pasar, secara
spesifik Sharpe menggunakan persamaan sebagai berikut:
Rit = αi + βi Rmt +
eit
Rit = return dari aset i pada
periode t
Rmt = return dari indeks pasar
pada periode t
αi = komponen non-pasar dari
return aset i
βi = rasio kovarian dari
return aset i dan return indeks pasar terhadap varians return indeks pasar
eit = zero mean random error
term
Model ini disebut model pasar indeks tunggal (single
index market model) atau sering disebut market model.
Dilihat disini pada model markowitz,
indeks-nya belum tentu indeks pasar, tetapi pada market model digunakan indeks
pasar.
2.6 Aplikasi CAPM
Model yang dikembangkan CAPM menjelaskan bahwa tingkat return yang
diharapkan adalah penjumlahan dari return aset bebas risiko dan premium risiko.
Premium risiko dihitung dari beta dikalikan dengan premium risiko pasar yang
diharapkan. Premium risiko pasar sendiri dihitung dari tingkat return pasar
yang diharapkan dikurangi dengan tingkat return aset bebas risiko. Bentuk
matematika CAPM
(Tatang,2011)
Rs = Rf +
βs (Rm – Rf)
Ø Rf biasanya
didekati dengan tingkat return suku bunga bank sentral, di Indonesia umumnya
risk free aset didekati dengan tingkat return suku bunga Bank Indonesia.
Ø βs didekati
dengan menghitung data time series saham dengan data return pasarnya.
Penjelasan mengenai cara menghitung beta disertakan di bagian akhir artikel
ini.
Ø Rm didapatkan
dengan meramalkan return IHSG. Banyak mahasiswa yang bingung mendapatkan nilai
Rm yang negatif, biasanya mereka menghitung IHSG dengan cara memprediksi
historisnya yaitu dengan membandingkan return IHSG tahun x dengan return IHSG
tahun x-1. Dari definisi CAPM bahwa Rm adalah tingkat return pasar yang
diharapkan, bukan tingkat return pasar yang periode yang lalu. Untuk
mendapatkan nilai Rm tentunya harus dapat memprediksi berapa tingkat return
IHSG yang diharapkan. Salah satu cara memprediksi IHSG adalah dengan cara
analisis faktor. Di sini anda harus melakukan studi empiris, anda harus
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG, kemudian membuat persamaan
regresi dari IHSG dan faktor yang mempengaruhinya. Dan terakhir anda
harus memprediksi nilai dari faktor yang mempengaruhi IHSG untuk x periode yang
anda tentukan. Cara lainnya adalah menggunakan nilai IHSG dari hasil penelitian
empiris dari peneliti lain.
2.7 Contoh Aplikasi Menghitung Rs
Suatu
sekuritas x yang mempunyai Expected Return 0.27 (27% per
tahun) dan nilai betanya 1.2, apakah sekuritas x ini layak di beli atau tidak?
Rs = Rf +
βs (Rm – Rf)
Rf =
misal SBI 1 bulan saat ini adalah 0.06 (6% per tahun)
Rm =
misal return IHSG yang diharapkan saat ini adalah 0.26 (26% per tahun,
didapatkan dengan cara memprediksi return)
βs =
1.2
Sehingga:
Rs = 0.06 + 1.2 (0.26 - 0.06)
Rs =
0.06 + 1.2 (0.2)
Rs =
0.06 + 0.24
Rs = 0.3 (30%)
Kesimpulan, dengan nilai beta 1.2, apabila return yang diperoleh
hanya 27%, maka harga sekuritas terlalu mahal, karena return wajarnya adalah
30%
2.8 Contoh Cara Menghitung Beta
Nilai
β dapat dihitung sendiri menggunakan data time series suatu saham/industri
dan time series return suatu pasar (misalnya IHSG, NYSE, dll),
Contoh perhitungan:
Return saham X
dibandingkan dengan pasar
Ø tahun
1-return saham X = -0.05, return pasar -0.12
Ø tahun
2-return saham X = 0.05, return pasar = 0.01
Ø tahun
3-return saham X = 0.08, return pasar = 0.06
Ø tahun
4-return saham X = 0.15, return pasar = 0.10
Ø tahun
5-return saham X = 0.10, return pasar = 0.05
Sehingga rata-rata
return saham X adalah 0.066
Menghitung deviasi return saham X
Ø tahun 1 =
-0.1160
Ø tahun 2 =
-0.0160
Ø tahun 3 =
0.0140
Ø tahun 4 =
0.0840
Ø tahun 5 =
0.0340
Rata-rata return pasar
adalah 0.02 sehingga deviasi return pasar:
Ø tahun 1 =
-0.14000
Ø tahun 2 =
-0.0100
Ø tahun 3 =
0.0400
Ø tahun 4 =
0.0800
Ø tahun 5 =
0.0300
Kalikan masing masing
deviasi return saham dengan deviasi return pasar:
Ø tahun 1 =
-0.1160 x -0.14000 = 0.0162
Ø tahun 2 =
-0.0160 x -0.0100 = 0.0002
Ø tahun 3 =
0.0140 x 0.0400 = 0.0006
Ø tahun 4 =
0.0840 x 0.0800 = 0.0067
Ø tahun 5 =
0.0340 x 0.0300 = 0.0010
Jumlah = 0.0247
Pangkat duakan deviasi return pasar
Ø tahun 1 =
-0.14000^2 = 0.0196
Ø tahun 2 =
-0.0100^2 = 0.0001
Ø tahun 3 =
0.0400^2 = 0.0016
Ø tahun 4 =
0.0800^2 = 0.0064
Ø tahun 5 =
0.0300^2 = 0.0009
Jumlah = 0.0286
Sehingga Beta untuk
saham X adalah 0.0247/0.0286 = 0.86
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Menurut
Reilly dan Brown (2012:204) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM)
merupakan perluasan teori pasar modal yang memungkinkan investor untuk mengevaluasi
risiko-returntrade-off untuk
diversifikasi baik diversifikasi portofolio dan sekuritas individual. Sebuah
model hubungan antara risiko dan expected
return suatu sekuritas atau portofolio (Zubir 2011:197).
Asumsi-asumsi CAPM
1.
Investor akan mendiversifikasikan
portolionya dan memilih portofolio yang optimal sesuai dengan garis portofolio
efisien.
2.
Semua investor mempunyai distribusi
probabilitas tingkat return masa depan yang identik.
3.
Semua investor memiliki periode waktu yang
sama.
4.
Semua investor dapat meminjam atau meminjamkan
uang pada tingkat return yang bebas risiko.
5.
Tidak ada biaya transaksi, pajak pendapatan,
dan inflasi.
6.
Terdapat banyak sekali investor, sehingga
tidak ada investor tunggal yang dapat mempengaruhi harga sekuritas. Semua
investor adalah price taker.
7.
Pasar dalam keadaan seimbang (equilibrium).
Model
yang dikembangkan CAPM menjelaskan bahwa tingkat return yang diharapkan adalah
penjumlahan dari return aset bebas risiko dan premium risiko. Premium risiko
dihitung dari beta dikalikan dengan premium risiko pasar yang diharapkan.
Premium risiko pasar sendiri dihitung dari tingkat return pasar yang diharapkan
dikurangi dengan tingkat return aset bebas risiko. Bentuk matematika CAPM. Ada dua
cara menghitung aplikasi denga Rs dan Beta.
DAFTAR
PUSTAKA
Ary Gumanti, Tatang.
2011. Manajemen Investasi Konsep, Teori dan Aplikasi. Jakarta.
Burton, Jonathan.
1998. Revisiting The Capital Asset Pricing Model. Dow Jones
Asset Manager, May/June 1998, pp. 20-28 [Also Available at http://www.stanford.edu/~wfsharpe/art/djam/djam.htm%5D.
Bodie,
dkk. (2005). Investment. Edisi
Keenam. Jakarta: Salemba Empat.
Muslih,
M. I. (2008). Perbandingan Model CAPM
dengan APT dalam Memprediksi Imbalan Saham Industri Pertambangan di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi ABFI Institute Perbanas: Tidak Diterbitkan.
Naftali, Yohan. Capital
Asset Pricing Model (CAPM). Yohan Naftali. 2 November 2007, Revisi 6
Agustus 2009. Yohan Naftali.
http://yohanli.com/2007/11/capital-asset-pricing-model-capm [Accessed date].
Reilly,
Frank K dan Brown, Keith C, 2012. Investment Analysis and Portfolio Management,
Tenth Edition, South Western Cengage Learning, USA.
Ross, Stephen A. 1976. The Arbitrage Theory of Capital Asset
Pricing. Journal of Economic Theory vol.13 No.2
Rose, Peter
S., dan Marquis, Milton H. 2006. Money and Capital Markets, Ninth Edition.
Samsul,
M. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.
Zalmi
Zubir. 2011. Manajemen portofolio :
Penerapannya dalam Investasi Saham. Jakarta : Salemba Empat.
Comments
Post a Comment