MAKALAH QUESIONNER DEVELOMPMENT AND QUALITATIVE RESEARCH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian
pendidikan dan pengembangan yang lebih dikenal dengan istilah reseach and
development (R & D). Strategi untuk mengembangkan sebuah produk pendidikan,
oleh Borg & Gall (1983) disebut sebagai penelitian reseach) dan
pengembangan (development). Penelitian
dan pengembangan kadang pula sering disebut juga suatu
pengembangan berbasis
pada penelitian atau disebut juga suatu
Research-based development. Dalam dunia
pendidikan, penelitian dan pengembangan hadir belakangan dan merupakan jenis
penelitian yang relatif baru. Pengertian penelitian dan pengembangan menurut
Borg & Gall (1983) adalah suatu proses yang dipakai unntuk mengembangkan
dan memfalidasi produk pendidikan. Penelitian ini mengikuti langkah-langkah
secara siklus. Langkah-langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri
atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan,
mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba
lapangan sesuai dengan latar belakang dimana produk itu akan dipakai, dan
melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan.
Penelitian
dan pengembangan pendidikan itu sendiri dilakukan berdasarkan suatu mode
pengembangan berbasis industry, yang temuan-temuannya dipakai untuk mendesain
produk dan produser yang kemudian secara sistematis dilakukan uji lapangan, dievaluasi
disempurnakan untuk memenuhi kriteria keefektifan kualitas, dan standar
tertentu (Gall & Borg, 2003).
Penelitian
pengembangan menurut (Seels & Richey, 1994), didefinisikan
sebagai berikut : “ Penelitian pengembangan sebagaimana dibedakan dengan pengembangan pembelajaran yang sederhana, didefinisikan sebagai kajian secara sistematik untuk merancang,
mengembangkan, dan mengevaluasi program-program, proses dan hasil-hasil
pembelajaran yang harus memenuhi kriteria konsistensi dan keefektifan secarainternal.
Lebih jauh, menurut seels dan Richey, dalam
bentuk yang paling sederhana penelitian dan pengembangan ini dapat berupa :
(1) Kajian
tentang proses dan dampak rancangan pengembangan dan upaya-upaya
pengembangan tertentu atau khusus, atau berupa
(2) Suatu
situasi dimana seseorang melakukan atau melaksanakan rancangan pengembangan
pembelajaran atau kegiatan-kegiatan evaluasi dan mengkaji proses pada saat yang
sama, atau berupa
(3) Kajian tentang rancangan, pengembangan, dan proses evaluasi pembelajaran baik yang melibatkan komponen atau proses secara
menyeluruh atau tertentu saja.
Namun
pada hakikatnya, suatu penelitian dan pengembangan dilakukan untuk menjembatani
atau memutus kesenjangan antara penelitian dasar dan terapan. Terkadang seorang
peneliti melakukan sebuah penelitian dengan pendekatan penelitian
“tradisioanal” (misalnya penelitian survey, korelasi, eksperimen) dengan focus
penelitian hannya mendeskripsikan tentang pengetahuan, jarang memberikan
deskripsi yang berguna bagi pemecahan masalah rancangan dan desain dalam
pembelajaran atau pendidikan.
Untuk
itu, penulis mencoba untuk mengulas kembali bagaiman suatu penelitian dan
bagaiman pengembangannya dalam dunia pendidikan. Dari sini, penulis akan
mencoba mangkaji tentang penelitian dan pengembangan dalam dunia pendidikan
khususnya. Diharapkan dari pengkajian dan pengembangan akan memberikan
kontribusi dalam upaya pencapaian tujuan penelitian dan pengembangan bagi
seorang peneliti, yaitu untuk mendapatkan suatu reformasi atau perubahan yang
terjadi dalam kurun waktu tertentu.
“Metodologi
Penelitian” berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang benar dalam
melakukan sesuatu, dan “Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi
artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara cermat untuk
mencapai suatu tujuan. Dalam metodologi penelitian terdapat beberapa macam
penelitian antara lain: 1.) Menurut bidang ilmu- Ilmu sosial: penelitian
pendidikan, penelitian pertanian, penelitian hukum,
1.
studi ekonomi, studi agama, misi penelitian,
studi misi, dll. - Ilmu eksakta: studi matematika, kimia, penelitian fisika, obat-obatan, farmasi, dll
2.
Sesuai
dengan hasil yang diperoleh- Penelitian murni murni (dasar) - penelitian
terapan (tidak terpakai)
3.
Sesuai
tempat- Laboratorium penelitian - arena penelitian- Perpustakaan penelitian -
penelitian lapangan
4.
Menurut umum tujuan- Penelitian eksplorasi
(menemukan sesuatu yang baru) - Pengembangan penelitian (pengembangan) -
Verifikasi penelitian (tes)
5.
Menurut tarapnya- Penelitian inferensial
6.
Menurut pendekatan- Studi longitudinal - studi
kualitatif- Studi cross sectional - penelitian kuantitatif
7.
Menurut teknik- Penelitian eksperimental -
penelitian survey
8.
Oleh Ilmiah- Penelitian Ilmiah - non-
Penelitian Ilmiah
9.
Menurut Penjelasan- Penelitian Deskriptif-
Studi Komparatif Selanjutnya pada pembahasan akan dijelaskan secara rinci
tentang pengertian penelitian kualitatif, strategi, metode, ukuran, dan analisis
data.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapamasalah dalam penulisan makalah
ini, antara lain:
1. Apa yang dimaksud hakikat pengembangan penelitian?
2. Apa saja karakter dan motif penelitian pengembangan?
3. bagaimana cara mengungkapan rumusan masalah dan
tujuan penelitian pengembangan?
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukan
penulisan ini adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai:
1.
Untuk mengetahui definisi hakikat pengembangan penelitian.
2.
Untuk mengetahui karakter dan motif penelitian pengembangan.
3.
Untuk mengetahu rumusan masalah dan tujuan penelitian
pengembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hakikat Penelitian Pengembangan
Menurut
Gay (1990) Penelitian Pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu
produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori.
Sedangkan Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian pengembangan
sebagai berikut:
Educational
Research and development (R & D) is a process used to develop and validate
educational products. The steps of this process are usually referred to as the
R & D cycle, which consists of studying research findings pertinent to the
product to be developed, developing the products based on these findings, field
testing it in the setting where it will be used eventually, and revising it to
correct the deficiencies found in the filed-testing stage. In more rigorous
programs of R&D, this cycle is repeated until the field-test data indicate
that the product meets its behaviorally defined objectives.
Penelitian
Pendidikan dan pengembangan (R & D) adalah proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses
ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri dari mempelajari
temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan,
mengembangkan produk berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan
di mana ia akan digunakan akhirnya , dan merevisinya untuk memperbaiki
kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam program yang
lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang sampai bidang-data uji
menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan.
Seals
dan Richey (1994) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu pengkajian
sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan
produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan
efektifitas. Sedangkan Plomp (1999) menambahkan kriteria “dapat menunjukkan
nilai tambah” selain ketiga kriteria tersebut.
Van
den Akker dan Plomp (1993) mendeskripsikan penelitian pengembangan berdasarkan
dua tujuan yakni
1.
Pengembangan prototipe produk
2.
Perumusan saran-saran metodologis untuk
pendesainan dan evaluasi prototipe produk tersebut
Sedangkan
Richey dan Nelson (1996) membedakan penelitian pengembangan atas dua tipe
sebagai berikut.
1.
Tipe pertama difokuskan
pada pendesaianan dan evaluasi atas produk atau program tertentu dengan tujuan
untuk mendapatkan gambaran tentang proses pengembangan serta mempelajari
kondisi yang mendukung bagi implementasi program tersebut.
2.
Tipe kedua dipusatkan pada pengkajian
terhadap program pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Tujuan tipe kedua ini
adalah untuk memperoleh gambaran tentang prosedur pendesainan dan evaluasi yang
efektif.
Berdasarkan
pendapat-pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan
adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan antara
lain: bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dan sistem
pengelolaan dalam pembelajaran.
2.2
Karakteristik
dan Motif Penelitian Pengembangan
Menurut Wayan (2009) ada 4 karateristik
penelitian pengembangan antara lain :
1. Studying
research findings, Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata
yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam
pembelajaran sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap
pemerolehan kualitas pembelajaran.
2. Developing
the product, Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran
serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3. Field
testing, Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui
uji ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk
yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses
pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya
dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara
akademik.
4. Revising, Proses
pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu
didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan
kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.
Sedangkan
motif penelitian pengembangan seperti dikemukankan Akker (1999) antara lain :
1. Motif
dasarnya bahwa penelitian kebanyakan dilakukan bersifat tradisional, seperti
eksperimen, survey, analisis korelasi yang fokusnya pada analsis deskriptif
yang tidak memberikan hasil yang berguna untuk desain dan pengembangan dalam
pendidikan.
2. Keadaan
yang sangat kompleks dari banyknya perubahan kebijakan di dalam dunia
pendidikan, sehingga diperlukan pendekatan penelitian yang lebih evolusioner
(interaktif dan siklis).
3. Penelitian
bidang pendidikan secara umum kebanyakan mengarah pada reputasi yang ragu-ragu
dikarenakan relevasi ketiadaan bukti.
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi
dapat dibedakan menjadi observasi berperan serta dan observasi non partisipan,
selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat
dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
2.3 Rumusan Masalah dan Tujuan
Penelitian Pengembangan
Pada
rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian pengembangan biasanya berisi dua
informasi, yaitu (1) masalah yang akan dipecahkan dan (2) spesifikasi
pembelajaran, model, soal, atau perangkat yang akan dihasilkan untuk memecahkan
masalah tersebut. Selama dua aspek ini terkandung dalam sebuah rumusan masalah
penelitian pengembangan, maka rumusan masalah tersebut sudah benar.
Penambahan
beberapa sub-masalah untuk merinci rumusan masalah (utama) bisa saja dilakukan
selama tidak mengurangi kejelasan makna dari rumusan masalah tersebut, misalnya
tetap hanya akan menghasilkan sebuah produk perangkat pembelajaran dalam satu
penelitian pengembangan. Rumusan masalah penelitian pengembangan bisa dirinci
menjadi beberapa sub-masalah apabila perangkat pembelajaran yang akan
dikembangkan bisa dibagi menjadi beberapa bagian.
Menurut
Akker (1999) tujuan penelitian pengembangan dibedakan berdasarkan pengembangan
pada bagian kurikulum, teknologi dan media, pelajaran dan instuksi, dan
pendidikan guru didaktis. Berikut ini penjelasannya :
1. Pada
bagian kurikulum
Tujuannya
adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang pengembangan
suatu produk/program untuk meningkatkan suatu program/produk menjadi berkembang
dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai hal dari jenis ini pada
situasi ke depan.
2. Pada
bagian teknologi dan media
Tujuannya
adalah untuk menigkatkan proses rancangan instruksional, pengembangan, dan
evaluasi yang didasarkan pada situasi pemecahan masalah spesifik yang lain atau
prosedur pemeriksaan yang digeneralisasi.
3. Pada
bagian pelajaran dan instruksi
Tujuannya
adalah untuk pengembangan dalam dalam perancangan lingkungan pembelajaran,
perumusan kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari pengamatan dan
pembelajaran, serta secara serempak mengusahakan untuk berperan untuk pemahaman
fundamental ilmiah.
4. Pada
bagian pendidikan guru dan didaktis
Tujuannya
adalah untuk memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan para guru dan
atau menyempurnakan perubahan dalam suatu pengaturan spesifik bidang
pendidikan. Pada bagian didaktis, tujuannya untuk menjadikan penelitian
pengembangan sebagai suatu hal interaktif, proses yang melingkar pada
penelitian dan pengembangan dimana gagasan teoritis dari perancang memberi
pengembangan produk yang diuji di dalam kelas yang ditentukan, mendorong
secepatnya ke arah teoritis dan empiris dengan menemukan produk, proses
pembelajaran dari pengembang dan teori instruksional.
2.4 Proses Penelitian Pengembangan
Penelitian
Pengembangan biasanya dimulai dengan identifikasi masalah pembelajaran yang
ditemui di kelas oleh guru yang akan melakukan penelitian. Yang dimaksud
masalah pembelajaran. Dalam penelitian pengembangan adalah masalah
yang terkait dengan perangkat pembelajaran, seperti silabus, bahan ajar, lembar
kerja siswa, media pembelajaran, tes untuk mengukur hasil belajar, dsb.
Perangkat pembelajaran dianggap menjadi masalah karena belum ada, atau ada
tetapi tidak memenuhi kebutuhan pembelajaran, atau ada tetapi perlu diperbaiki,
dsb. Tentunya tidak semua masalah perangkat pembelajaran akan diselesaikan
sekaligus, satu masalah perangkat pembelajaran saja yang dipilih sebagai
prioritas untuk diselesaikan lebih dulu.
Tahap
berikutnya adalah mengkaji teori tentang pengembangan perangkat
pembelajaran yang relevan dengan yang akan dikembangkan. Setelah menguasai teori
terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran, peneliti kemudian bekerja
mengembangkan draft perangkat pembelajaran berdasarkan
teori yang relevan yang telah dipelajari. Setelah selesai dikembangkan, draft
harus berulangkali direview sendiri oleh peneliti atau dibantu oleh teman
sejawat (peer review).
Setelah
diyakini bagus sesuai dengan yang diharapkan, draft tersebut
dimintakan masukan kepada para ahli yang relevan (expert validation).
Masukan dari para ahli dijadikan dasar untuk perbaikan terhadap draft.
Setelah draft direvisi berdasar masukan dari para ahli,
langkah berikutnya adalah menguji-coba draft tersebut.
Uji-cobadisesuaikan dengan penggunaan perangkat. Bila yang dikembangkan adalah
bahan ajar, maka uji-cobanya adalah digunakan untuk mengajar kepada siswa yang
akan membutuhkan perangkat tersebut. Uji-coba bisa dilakukan pada beberapa
bagian saja terhadap sekelompok kecil siswa, atau satu kelas. Bila yang
diuji-coba adalah silabus, maka uji-cobanya adalah terhadap guru yang akan
menggunakan silabus tersebut. Kegiatan uji-cobanya adalah meminta guru
menggunakan silabus untuk menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP).
Tujuan
uji-coba adalah untuk melihat apakah perangkat pembelajaran yang dikembangkan
dapat diterima atau tidak. Dari hasil uji-coba, beberapa bagian mungkin
memerlukan revisi. Kegiatan terakhir adalah revisi terhadap draft menjadi draft akhir
perangkat pembelajaran tersebut.
Menurut
Akker (1999), ada 4 tahap dalam penelitian pengembangan yaitu :
1.
Pemeriksaan pendahuluan (preliminary
inverstigation).
Pemeriksaan pendahuluan
yang sistematis dan intensif dari permasalahan mencakup:
-
Tinjauan ulang literatur,
-
Konsultasi tenaga ahli,
-
Analisa tentang ketersediaan contoh untuk
tujuan yang terkait, dan
-
Studi kasus dari praktek yang umum untuk
merincikan kebutuhan.
2. Penyesuaian
teoritis (theoretical embedding)
Usaha
yang lebih sistematis dibuat untuk menerapkan dasar pengetahuan dalam
mengutarakan dasar pemikiran yang teoritis untuk pilihan rancangan.
3. Uji
empiris (empirical testing)
Bukti
empiris yang jelas menunjukkan tentang kepraktisan dan efektivitas dari
intervensi.
4. Proses
dan hasil dokumentasi, analisa dan refleksi (documentation,analysis, and
reflection on process and outcome).
Implementasi
dan hasilnya untuk berperan pada spesifikasi dan perluasan metodologi rancangan
dan pengembangan penelitian.
2.5 Penelitian Kualitatif
Hal
yang penting dalam penelitian kualitatif adalah bagaimana peneliti mampu
merumuskan kategori masalah sebagai konsep untuk membandingkan data. Penelitian
kualitatif dapat menggali sikap, perilaku dan pengalaman responden melalui
wawancara dan metode focus group.
Pengertian Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif
adalah suatu penelitian tentang penelitian yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan pendekatan analisis induktif. Proses dan makna
(perspektif subjek) lebih banyak ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Landasan teori digunakan sebagai pedoman untuk memfokuskan penelitian sesuai
dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga berguna untuk
memberikan gambaran tentang latar belakang penelitian dan sebagai pembahasan
hasil penelitian.
Rumusan Kategori Rumusan kategori yang
digunakann untuk setiap kategori yang membahas masalah penelitian, atau
perbandingan antar kategori. Misalnya, seorang peneliti, menganalisis
sekelompok klien, peneliti dapat memperoleh sejumlah besar kategori perbandingan
dengan menggunakan berbagai konsep. Kategori seperti jenis kelamin, kategori
usia, tingkat pendidikan, dll kategori. Pemilihan kategori tentunya didasarkan
pada perumusan dan tujuan penelitian, sehingga kategori yang ditetapkan
diharapkan dapat menjawab masalah penelitian.
Strategi Penelitian Kualitatif Dalam
menentukan strategi penelitian kualitatif, ada beberapa pertanyaan atau langkah
yang harus dijawab terlebih dahulu. Tahap pertama, menentukan kategori yang
dianggap penting dan relevan dengan rumusan tujuan penelitian. Penentuan
kategori mana yang lebih penting berdasarkan kerangka teori, cakupan
penelitian, dan relevansi dengan penelitian. Tahap kedua, untuk mengetahui
persamaan dan perbedaan dari kategori tersebut yang akan dilihat sebanding atau
tidaknya antara kategori tersebut. Tahap ketiga, membuat hubungan antar
kategori sehingga dapat menjawab pertanyaan dalam penelitian
Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif Tahapan
penelitian kualitatif dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu yang
disarankan oleh tindakan fisik (operasi lapangan / pragmentaris) dan
langkah-langkah yang diambil. menurut kerja dan pemikiran (conceptual framework
/ paradigm) penelitian kualitatif.Langkah - langkah penelitian kualitatif
adalah sebagai berikut:
1) Studi tentang paradigma baru, meneliti
masalah empiris
2) Tetapkan topic
3) Tentukan focus
4) Sastra
5) Mengembangkan kategori / sub-kategori
6) Mengembangkan instrument
7) Mengumpulkan data lapangan
8) Triangulasi
9) Pengolahan data
10) Deskripsi, diskusi dan kesimpulan
11) Periksa validitas data
12) Laporan Penelitian
Model yang
Digunakan dalam Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif dapat dilakukan
dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan langsung (direct approach)
dan pendekatan tidak langsung (indirect approach) .
1. Pendekatan Langsung Pendekatan ini
menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat penelitian secara detail
kepada responden dengan harapan dapat diperoleh tanggapan obyektif langsung
dari responden. Dalam pendekatan langsung dapat dilakukan melalui focus group
dan wawancara / wawancara mendalam (depth interview).
2. Kelompok Fokus Kelompok Fokus adalah wawancara
/ wawancara yang menggunakan moderator, dimana jumlah responden relatif sedikit
(8-12 orang) dan homogen, tidak terstruktur dan dilakukan secara alami. Faktor
tempat yang dikomersialkan adalah suasana informal yang santai, sehingga
respons spontan bisa didapat, selama kurun waktu 1-2 jam. Dalam kasus kelompok
terarah (FG), moderator memiliki peran penting dalam menciptakan suasana santai
dan informal. Sehingga kemampuan berinteraksi, kemampuan merangsang responden
untuk mengemukakan pendapat, kemampuan mengontrol emosi dan intelektual mutlak
diperlukan. In Depth Interview (Wawancara Mendalam) Wawancara / wawancara yang
dilakukan secara langsung di atas nik dalam menggunakan model 'probe' (probe)
responden "oleh pewawancara.
Tujuan
dari wawancara adalah untuk mengetahui beberapa hal yang belum terungkap oleh
responden. , seperti: motivasi, keyakinan, perilaku, perasaan tentang suatu
topik tertentu guna memperoleh data untuk dianalisis. Beberapa teknik tersebut
antara lain Wawancara Mendalam: 1. Laddering Proses pengajuan pertanyaan
"karakteristik produk" diubah menjadi "karakteristik pengguna".
atau sesuai dengan keinginan dan pendapat konsumen 2. Pertanyaan tentang Hidden
Issue Teknik memberikan pertanyaan lebih banyak melibatkan pendapat pribadi 3.
Analisis Simbolik Teknik memancing emosional melalui penyampaian hal-hal yang
bertentangan dengan kenyataan, dilakukan saat wawancara agak kurang bersedia
berpartisipasi dalam wawancara / wawancara. Dalam wawancara, pewawancara /
peneliti perlu mempertimbangkan beberapa hal yang berkaitan dengan yang
diwawancarai. Dengan wawancara diharapkan akan diperoleh respon langsung yang
lebih obyektif, karena kecil kemungkinannya dipengaruhi oleh orang lain. Untuk
itu pewawancara / peneliti perlu menempatkan diri pada sisi yang ingin tahu.
Untuk itu kata-kata “saya tahu”, “saya tidak setuju”, “maaf saya potong
penjelasannya”, dll. Harus dihindari, dengan kata lain luasnya responden
menjawab. Pendekatan Tidak Langsung Dalam pendekatan ini, responden tidak
memiliki gambaran yang jelas atau persis apa yang menjadi niat peneliti, karena
peneliti tidak secara jelas menyampaikan tujuan penelitian kepada responden.
Teknik dalam pendekatan tidak langsung adalah teknik proyektif, dan observasi1.
Proyektif Pachniques Responden diminta untuk memberikan stimulasi dan respon
segera ketika jawaban muncul dipikrannya. Satu responden dibri daftar kata satu
persatu dan dimnta merespon secara spontan.2. Observasi Observasi (observasi)
merupakan suatu teknik dalam memperoleh data melalui observasi terhadap suatu
objek / orang dalam periode tertentu.
Metodologi
Penelitian Kualitatif Beberapa metodologi penelitian kualitatif: Penelitian
Tindakan. Dalam Penelitian Tindakan peneliti oanrg bergabung dengan kelompok
yang ingin / memiliki tujuan yang sama. Langkah selanjutnya adalah tindakan
(implementsi rncana). Tahap ini menckup peristiwa yang bermuara pada tujuan dan
ide yang telah direncanakan. Tahap ketiga dari Penelitian Tindakan adalah
observasi. Pengamatan tahpan pelaksnaan peneliti melakukan analisis dan
observasi dampak terhadap anggota kelompok. Tahap terakhir adalah tahap
refleksing, dimana pada tahap ini penliti interpretasi terhadap kondisi yang
terjadi yang dapat dcari suatu HSIL ksimpulan RSET. Untuk kgiatan dri HSIL
mbgkur pliti dpat ini menggunakan instrumen angket, focus group / wawancara.
Etnografi. Etnografi adalah penekanan dalam menjelaskan dan menafsirkan
perilaku dalam budaya tertentu. Peneliti bergabung dan hidup dengan komunitas
selama waktu tertentu. Peneliti terlibat dan sekaligus mengamati kegiatan
proyek, melakukan pencatatan, melakukan wawancara dan direfleksikan dalam hasil
penelitian. Teori Beralas. Metode ini cenderung menekankan observasi pada
tataran teori, khususnya dalam bidang pendidikan dan kesehatan, guna
menyempurnakan teori-teori yang ada, maka hasil kajian tersebut.
Analisis Data Kualitatif Data
kualitatif diperoleh dari proses data primer antara peneliti dan partisipan
(responden). Jika ada dua orang peneliti yang menganalisis tema yang sama, maka
akan muncul dua hasil yang berbeda. Hal ini terjadi karena proses analisis
melibatkan latar belakang pribadi yang dipengaruhi oleh peneliti dan responden
dapat berubah-ubah. Selain itu, perbedaan bisa saja terjadi karena perbedaan
metodologi, ada kepentingan politik, atau kepentingan dibalik penelitian tsb.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut
Gay (1990) Penelitian Pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu
produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori . Menurut
Wayan (2009) ada 4 karateristik penelitian pengembangan
yaitu, Studying research findings, Developing the
product, Field testing, dan Revising.
Rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian pengembangan
biasanya berisi dua informasi, yaitu : 1) masalah yang akan dipecahkan dan 2)
spesifikasi pembelajaran, model, soal, atau perangkat yang akan dihasilkan
untuk memecahkan masalah tersebut.
Ada 4 tahap dalam
penelitian pengembangan yaitu :1) Pemeriksaan pendahuluan (preliminary
inverstigation). 2) Penyesuaian teoritis (theoretical embedding). 3)
Uji empiris (empirical testing). 4) Proses dan hasil dokumentasi,
analisa dan refleksi (documentation,analysis, and reflection on process and
outcome). Metode penelitian pengembangan difokuskan pada
2 tahap yaitu tahap preliminary dan tahap formative
evaluation.
Dan
Analisis Isi Dalam analisis isi, peneliti secara sistematis memeriksa catatan
tersebut menjadi kode tertentu atau kata tertentu untuk menggambarkan
karakteristik responden. Kode atau kategori dapat disiapkan terlebih dahulu
oleh peneliti, sehingga pada tahap analisis kode atau kategori sudah disiapkan.
Analisis isi dapat digunakan untuk membuka pertanyaan akhir dengan jumlah
kuesioner yang banyak, dan peneliti dapat mengkuantifikasi data kualitatif.
Analisis Wacana Analisis lebih mementingkan pola bicara responden ketika diberi
pertanyaan, seperti apa kalimat yang disampaikan responden, dan bagaimana
tanggapan pembicara terhadap subjek penelitian. Dengan demikian, analisis lebih
pada intuisi dan analisis yang menggambarkan apa yang terjadi pada responden
Pengertian
Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian tentang
penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan pendekatan
analisis induktif. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih banyak
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori digunakan sebagai
pedoman untuk memfokuskan penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain
itu landasan teori juga berguna untuk memberikan gambaran tentang latar
belakang penelitian dan sebagai pembahasan hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Borg and Gall (1983). Educational
Research, An Introduction. New York and London. Longman Inc.
Gay, L.R. (1991). Educational
Evaluation and Measurement: Com-petencies for Analysis and Application.Second
edition. New York: Macmillan Publishing Compan.
I Wayan Santyasa. (2009). Metode
Penelitian Pengembangan & Teori Pengembangan Modul. Makalah Disajikan
dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Tanggal 12-14 Januari
2009, Di Kecamatan Nusa Penida kabupaten Klungkung
Rita C. Richey, J. D. K., Wayne A. Nelson.
(2009). Developmental Research : Studies of Instructional Design and
Development.
Seels, Barbara B. & Richey, Rita C.
(1994). Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya. Penerjemah
Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama IPTPI LPTK UNJ.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Plomp, Tj. (1994). Educational Design:
Introduction. From Tjeerd Plomp (eds). Educational &Training System
Design: Introduction. Design of Education and Training (in Dutch).Utrecht
(the Netherlands): Lemma. Netherland. Faculty of Educational Science
andTechnology, University of Twente
Tessmer, Martin. (1998). Planning and
Conducting Formative Evaluations. Philadelphia: Kogan Page.
Van den Akker J. (1999). Principles and Methods
of Development Research. Pada J. van den Akker, R.Branch, K. Gustafson, Nieven,
dan T. Plomp (eds), Design Approaches and Tools in Education and
Training (pp. 1-14). Dortrech: Kluwer Academic Publishers.
Van den Akker J., dkk. (2006). Educational
Design Research. London and New York: Routledge.
Comments
Post a Comment