MAKALAH INTRODUCTION TO ACCOUNTING THEORY,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Akuntansi sebagai suatu
system atau tehnik untuk mengukur dan mengelola transaksi keuangan dan
memberikan hasil pengelolaan tersebut dalam bentuk informasi kepada pihak-pihak
intern dan ekstern perusahaan. Pihak ekstern ini terdiri dari investor,
kreditur pemerintah, serikat buruh dan lain-lain (Suparwoto
L, 1990:2). Sedangkan Hendriksen dan Van Breda (1992)
mendefinisikan teori akuntansi adalah penalaran logis dalam bentuk seperangkat
prinsip – prinsip yang luas (a set of
broad pricples) yang memberikan rerangka referensi umum untuk mengevaluasi
praktek akuntansi dan memberikan pedoman dalam mengembangkan praktek dan
prosedur akuntansi yang baru. dan Macfoedz (1996) mendefinisikan teori
akuntansi sebagai konsep, standar, mode, hipotesis, dan metoda yang saling
terkait yang diekstraksi dari disiplin filosopi akademi dan keilmuan untuk
menjeleskan dan memprediksi fenomena bisnis.
Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan
masyarakat. Sejarah perkembangan pemikiran akuntansi (accounting thought)
dibagi dalam tiga periode: tahun 4000 SM – 1300 M; tahun 1300 – 1850 M, dan
tahun 1850 M sampai sekarang. Masing-masing periode memberi kontribusi yang
berarti bagi ilmu akuntansi. Pada periode pertama akuntansi hanyalah bentuk
record-keeping yang sangat sederhana, maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari
apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis
saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal
dengan masa lahirnya double-entry
bookkeeping. Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran akuntansi yang bukan
lagi sekedar masalah debit kiri – kredit kanan, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat.
Perkembangan teknologi yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern (Basuki,
2000 : 173). Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang
sekedar memahami akuntansi sebagai: 1) alat hitung menghitung; 2) sumber
informasi dalam pengambilan keputusan; 3) sampai ke pemikiran bagaimana
akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk pengamalan) ajaran
agama. Bila dihubungkan dengan kelompok
usaha kecil dan menengah tampaknya pemahaman terhadap akuntansi masih berada
pada tataran pertama dan kedua yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai
sumber informasi untuk pengambilan keputusan (Basuki, 2000 : 174). Informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan oleh pengguna
informasi untuk pengambilan keputusan (Nicholls dan Holmes, 1988 : 57),
terutama oleh pelaku bisnis. Dimana informasi
akuntansi diharapkan dapat didefinisikan
sebagai sistem informasi yang bisa mengukur dan mengkomunikasikan informasi
keuangan tentang kegiatan ekonomi. Menurut
Abubakar. A & Wibowo (2004) proses identifikasi, pencatatan dan komunikasi
terhadap transaksi ekonomi dari suatu entitas/perusahaan.
Teori
normatif pada awalnya belum menggunakan pendekatan investigasi formal,
sedangkan pada perkembangannya mulai digunakan pendekatan investigasi
terstruktur formal, yaitu pendekatan deduktif (dimulai dari proposisi akuntansi
dasar sampai dengan dihasilkan prinsip akuntansi yang rasional sebagai dasar
untuk mengembangkan teknik-teknik akuntansi (Chariri dan Gozhali, 2003)). Di
samping perkembangan perubahan pendekatan penalaran, perkembangan akuntansi
juga mengarah pada teori akuntansi positif atau deskriptif yang investigasinya
sudah lebih terstruktur dengan menggunakan pendekatan induktif (didasarkan pada
konklusi yang digeneralisasikan berdasarkan hasil observasi dan pengukuran yang
terinci (Chariri dan Gozhali, 2003). Norma dinilai subyektif, jadi harus diuji
secara positif untuk menghasilkan teori akuntansi yang lebih aplikatif untuk
menjawab kebutuhan para pelaku ekonomi mengenai informasi akuntansi. Salah satu
penyebab pendekatan normatif dikritik adalah karena tidak melibatkan pengujian
hipotesa dan karena teori normatif didasarkan pada pertimbangan subyektif.
Perkembangan teori mengarah pada teori positif (deskriptif) ini didampingi
dengan perubahan fokus teori akuntansi yang digunakan oleh lembaga akuntansi,
misalnya Financial Accounting Standards Board (FASB) yang
menekankan pada kegunaan dalam pengambilan keputusan dan tidak lagi terfokus
pada postulate seperti yang terlihat pada kerangka
konseptual yang diterbitkan oleh FASB mulai tahun 1979 yang dimulai dengan
perumusan tujuan pelaporan keuangan (SFAC 1, 1979 dalam Chariri dan
Gozhali, 2003).
Perkembangan 2 (dua) jenis pendekatan teori
akuntannsi yang berjalan saling berdampingan tersebut tentu membawa berbagai
perbedaan paradigma dan pandangan dalam akuntansi. Watts dan Zimmerman (1986)
menjelaskan teori normatif berusaha menjelaskan informasi apa yang seharusnya
dikomunikasikan kepada para pemakai informasi akuntansi dan bagaimana akuntansi
tersebut akan disajikan. Menurut Nelson dalam Chariri dan Gozhali (2003) teori
normatif sering dinamakan teori a priori (dari sebab ke
akibat dan bersifat deduktif). Teori normatif tidak dihasilkan melalui proses
penelitian empiris melainkan hanya sebatas proses semi penelitian tanpa adanya
pengujian terhadap teori akuntansi yang telah dikemukakan dapat atau tidak
menjelaskan praktik akuntansi yang telah berlaku. Sebaliknya teori positif
sangat menekankan pentingnya penelitian empiris untuk menguji apakah teori
akuntansi yang telah dikemukakan dalam banyak literatur teori akuntansi dapat
menjelaskan praktik akuntansi yang berlaku (Arif, 1999). Berbeda dengan tujuan
dari pendekatan teori normatif, pendekatan teori positif (deskriptif) berusaha
menjelaskan apa dan bagaimana informasi keuangan disajikan serta dikomunikasikan
kepada para pemakai informasi akuntansi atau dengan kata lain pendekatan teori
positif bukanlah untuk memberikan anjuran mengenai bagaimana praktik akuntansi
seharusnya, tetapi untuk menjelaskan mengapa praktik akuntansi mencapai
bentuk seperti keadaannya sekarang.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
di atas, maka dapat dirumuskan beberapamasalah dalam
penulisan makalah ini, antara lain:
1. Apa yang dimaksud teori,akuntansi
dan teori akuntansi?
2.
Bagaimana
Akuntansi dikatakan Seni,Sains, atau Teknologi?
3.
Apa-apa saja Perspektif Teori Akuntansi?
4. Bagaimana menerapkan teori untuk
peraturan Akuntansi?
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukan penulisan
ini adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai:
1. Untuk mengetahui pengertian teori,akuntansi
dan teori akuntansi
2. Untuk mengetahui Akuntansi dikatakan
seni,Sains,atau Teknologi?
3. Untuk mengetahui Perspektif Teori Akuntansi
4. Untuk Mengetahui Teori untuk peraturan
Akuntansi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Teori,Akuntansi,dan Teori Akuntansi
2.1.1
Pengertian Teori
Menurut
Kenneth S. Most (1982) mendefinisikan teori sebagai “suatupernyataan
sistematik mengenai peraturan atau prinsip yang mendasari ataumemandu sauatu
fenomena”. Kenneth menambahkan bahwa teori memilikitiga dimensi sebagai berikut:
a)
Reductionism yang berarti
bahwa teori itu dimulai dari asumsi-asumsidimana teori itu tidak
langsung merujuk ke objek yang diobservasi danbukan pula pernyataan yang
dapat diuji kebenarannya, tetapi dia merupakan
bahan rujukan untuk mengamati fenomena.
Ia adalah sejenis alat yang lebih cepat dapat
dirujuk ke fenomena yang diamati.
b)
Instrumentalism yang berarti
bahwa teori adalah sebuah instrument atau alat menghitung yang digunakan untuk
menilai pernyataan tentang suatu observasi. Di sini peranan teori adalah
menjelaskan dan meramalkan.
c)
Realism yang
berarti bahwa teori adalah sekumpulan proposisi atau dalil yang merupakan
pernyataan suatu kebenaran atau ketidakbenaran tentang dunia nyata, fenomena
atau objek.
2.1.2
Pengertian Akuntansi
Akuntansi sebagai suatu
system atau tehnik untuk mengukur dan mengelola transaksi keuangan dan
memberikan hasil pengelolaan tersebut dalam bentuk informasi kepada pihak-pihak
intern dan ekstern perusahaan. Pihak ekstern ini terdiri dari investor,
kreditur pemerintah, serikat buruh dan lain-lain (Suparwoto
L, 1990:2). Dalam
arti sempit,akuntansi didefinisikan sebagai proses, fungsi atau praktik sebagai
berikut:Proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan,
pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar
yang terdiri dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi
suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang
relevan bagi pihak yang berkepentingan. Akuntansi juga dapat dikatan perekayasaan yaitu menata
dibidang studi untuk mendapatkan informasi bagi berbagai pihak kepentingan
untuk mengambil keputusan.
2.1.3
Pengertian Teori Akuntansi
Hendriksen dan Van Breda (1992) mendefinisikan
teori akuntansi adalah penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip –
prinsip yang luas (a set of broad
pricples) yang memberikan rerangka referensi umum untuk mengevaluasi
praktek akuntansi dan memberikan pedoman dalam mengembangkan praktek dan
prosedur akuntansi yang baru. Praktik
akuntansi bersifat dinamik dan selalu menghadapi masalah masalah praktis dan
professional. Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik.
Pemahamannya oleh praktisi dan penyusun standar akan sangat mendorong
pengambangan serta perbaikan menuju praktik yang sehat. Teori akuntansi menjadi
landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara beralasan atau
bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.Praktik
akuntansi yang baik dan maju tidak akan dapat dicapai tanpa suatu teori baik
yang melandasinya. Praktik dan profesi harus dikembangkan atas dasar
penalaran.Teori merupakan obor yang menerangi praktik dengan prinsip-prinsip
yang masuk akal.
Praktik akuntansi
bersifat dinamik dan selalu menghadapi masalah masalah praktis dan
professional. Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik.
Pemahamannya oleh praktisi dan penyusun standar akan sangat mendorong
pengambangan serta perbaikan menuju praktik yang sehat. Teori akuntansi menjadi
landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara beralasan atau
bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.Praktik
akuntansi yang baik dan maju tidak akan dapat dicapai tanpa suatu teori baik
yang melandasinya. Praktik dan profesi harus dikembangkan atas dasar
penalaran.Teori merupakan obor yang menerangi praktik dengan prinsip-prinsip
yang masuk akal (Belkaohi 2011).
Dari penjelasan diatas maka Teori Akuntansi dapat diartikan sebagai susunan
konsep,definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena
akuntansi yangmenjelaskan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel
lainnya dalam strukturakuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan
fenomena yang mungkin akan muncul berkaitan dengan hipotesis, konsep dan
prinsip pragmatis yang membentuk kerangka acuan untuk bidang yang dibahas
Vernon
Kam (1990) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi sebagai berikut:
a.
Menjadi
pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi menyusun standarnya.
b.
Memberikan
kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidakadanya
standar resmi.
c.
Menentukan
batas dalam hal melakukan “judgement” dalam penyusunan laporan keuangan.
d.
Meningkatkan
pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yangdisajikan
laporan keuangan
e.
Meningkatkan
kualitas dapat diperbandingkan.
Vernon
Kam (1990) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu system
yangkomprehensif, dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya.
Dia membagiunsur teori dalam beberapa elemen, yaitu postulat atau asumsi dasar,
definisi, tujuan akuntansi, prinsip atau standar, dan prosedur atau
metode-metode.
Teori
akuntansi adalah suatu konsep definisi dalil yang menyajikan secara sistematis
gambaranfenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan
variabel lainnya dalamstruktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan
meramalkan fenomena yang mungkinmuncul. Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai satu
susunan prinsip umum akan dapat :
1.
Memberikan
kerangka acuan yang umum dari mana praktek akuntansi dinilai.
2.
Teori
akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti perkembangan
ekonomi,sosial,teknologi dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat.
2.2
Akuntansi Dikatakan Seni, Sains dan Teknologi
1. Akuntansi
Sebagai Teknologi
Teknologi
merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat,
teknologi merupakan sarana untuk memecahkan masalah nyata dalam lingkungan
tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu. Teknologi digunakan untuk
mengendalikan variable-variabel alam dan sosial untuk mencapai kehidupan
tertentu yang lebih baik. Akuntansi tidak mempunyai sifat-sifat sebagai sains,
karena akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan teknologi, auntansi dapat
didefinisikan sebagai “rekayasaan informasi dan pengendalian
keuangan.” Teknologi merupakan sains terapan, penerapan teknologi tidak lepas
dari nilai budaya tempat akuntansi iterapkan.
a.
Perekayasaan
Pelaporan Keuangan
Proses untuk menentukan cara yang terbaik untuk
mendapatkan produk (hasil) terbaik dalam penerapan suatu teknologi disebut
perekayasaan. Perekayasaan itu sendiri meupakan suatu proses terencana dan
sistematis yang melibatkan pemikiran, penalaran, dan pertimbangan untuk memilih
dan menentukan teori, pengetahuan yang tersedia, konsep, metoda, teknik, serta
pendekatan untuk menghasilkan suatu produk (konkret atau konseptual).
Perekayasaan akuntansi mengikuti proses yan sama baik pada tingkat makro
(nasional) maupun pada tingkat mikro (perusahaan). Yang dimaksud akuntansi
dalam perekayasaan ini adalah akuntansi dalam arti luas yaitu sebagai suatu
sistem pelaporan keuangan umum yang melibatkan kebijakan umum akuntansi (tentang
struktur, mekanisma, pihak yang terlibat, dan sstandar pelaporan) dalam suatu
wilayah Negara tertentu, Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses tentang
bagaimana informasi keuangan untuk semua unit usaha dan pemerintahan harus
disediakan dan dilaporkan dalam suatu Negara untuk tujuan pengambilan keputusan
ekonomik.Dalam perekayasaan pelaporan keuangan, akuntansi memanfaatkan
pengetahuan dan sains dari berbagai disiplin ilmu. Pada tingkat makro, produk
perekayasaan akuntansi adalah semacam konstitusi yang disebut rerangka
konseptual (Suwardjono : 2005).
2.
Teori Akuntansi Sebagai
Sains
Teori
sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak operasional atau sesuatu bersifat
abstrak atau sesuatu yang ideal sebagai lawan dari sesuatu yang nyata dan
dikerjakan dalam dunia nyata.Teori akuntansi sering diartikan sebagai
sekumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku dan harus di anut dalam
lingkungan tertentu.
Teori adalah seperangkat konsep,
definisi, dan proposisi yang saling berkaitan secara sistematis yang diajukan
untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta.
Tujuan teori adalah menjelaskan dan
memprediksi. Menjelaskan berarti menganalisis dan memberi alasan menga fenomena
atau fakta seperti yang di amati. Teori permintaan (dalam ekonomika) misalnya
menjelaskan mengapa kalau harga naik, kuantitas barang yang diminta akan
menurun. Memprediksi berarti memberi keyakinan bahwa kalau asumsi-asumsi atau syarat-syarat
yang diteorikan dipenuhi beesar kemungkinan suatu fenomena atau fakta
(peristiwa) tertentu akan terjadi. Hipotesis bahwa kuantitas yang diminnta
turuun kalau harga naik adalah prediksi yang diturunkan dari analisis.
Keseluruhan analisis membentuk teori dalam bidang pengetahuan tertentu.
3.
Teori Akuntansi sebagai
Penalaran Logis
Teori dapat pula diartikan sebagai
suatu penalaran logis (logical reasoning ) yang melandasi praktik (berupa
tindakan, kebijakan, atau peraturan) dalam kehidupan nyata. Teori berusaha
untuk memberikan pembenaran (justification)terhadap praktik agar praktik
mempunyai kekuatan untuk dapat mempertahankan atau dipertanggungjelaskan
kelayakannya. Penalaran logis berisi asumsi, dasar pikiran, konsep, dan argumen
yang saling berkaitan dan yang membentuk suatu rerangka pikir yang logis. Hasil
proses penalaran logis dapat dituangkan dalam bentuk dokumen yang berisi
prinsip-prinsip umum (semacam konstitusi) yang menjadi landasan umum untuk
menentukan tindakan atau praktik (dalam bentuk undang-undang atau peraturan)
yang terbaik dalam mencapai suatu tujuan.Bila diterapkan untuk akuntansi, teori
akuntansi sering di maksudkan sebagai suatu penalaran logis yang memberikan
penjelasan dan alasan tentang perlakuan akuntansi tertentu (baik menurut
standar akuntansi atau melalui trandisi) dan tentang struktur akuntansi
yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu. Teori akuntansi membahas proses
pemikiran atau penalaran untuk menjelaskan kelayakan prinsip atau praktik
akuntansi tertentu yang sudah berjalan atau untuk memberi landasar konseptual
dalam penentuan standar atau praktik yang baru.
Paton dan Littleton mengemukakan bahwa tujuan teori
akuntansi adalah penyediaan gagasan-gagasan mendasar (fundamental ideas) yang
menjadi basis fundasi dalam proses perekayasaan pelaporan keuangan. Hasil
perekayasaan tersebut berupa seperangkat doktrin (body off doctrin) yang
berkaitan secara logis, terkoordinasi, dan konsisten yang mempunyai fungsi
sebagai landasan untuk penurunan standar akuntansi.
Secara ringkas dapat di katakan bahwa teori akuntansi
merupakan penalaran logis. Proses penalaran logis untuk akuntansi diwujudkan
dalam bentuk perekayasaan pelaporan keuangan. Perekayasaan akuntansi (pelaporan
keuangan) menghasilkan suatu rerengka konseptual. Fungsi rerangka konseptual
adalah untuk mengevaluasi atau membenarkan (menjustifikasi) dan untuk
mempengaruhi atau mengembangkan praktik akuntansi.
2.3
Perspektif Teori Akuntansi
Pembahasan sebelum ini membedakan
pengertian teori atas dasar taksonomi akuntansi sebagai sains atau teknologi.
Bila akuntansi dilakukan sebagai sains, teori akuntansi akan merupakan
penjelasan ilmiah. Bila akuntansi diperlakukan sebagai teknologi, teori
akuntansi diartikan sebagai penalaran logis. Manapun perlakuan yang dianut,
teori akuntansi akan berisi pernyataan yang berupa baik penjelasan ataupun
pembenaran (justifikasi) tentang suatu fenomena atau perlakuan akuntansi.
Contoh fenomena atau perlakuan akuntansi antara lain adalah adanya bermacam
metoda akuntansi, penggunaan sistem berpasangan (debit-kredit), keharusan
menyusul statemen aliran kas, pernyataan bahwa akuntansi kos sekarang lebih
relevan dari akuntansi kos historis, dan adanya reaksi pasar modal terhadap
penerbitan informasi laba. Selain perspektif (aspek) taksonomi yang membagi
teori akuntansi menjadi penjelasan ilmiah dan justifikasi, teori akuntansi juga
sering dikelompokkan atas dasar perspektif lain menurut tujuan atau penekanan
pembahasan.
1. Aspek
sasaran teori
Aspek sasaran (goal) teori akuntansi telah
disinggung dalam beberapa uraian sebelum ini. Aspek sasaran ini mendasari
pembedaan teori akuntansi menjadi teori akuntansi positif dan normatif.
Klasifikasi ini sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari pendefinisian
akuntansi sebagai sains atau teknologi. Pandangan sains akan menghasilkan teori
akuntansi positif dan pandangan teknologi akan menghasilkan teori akuntansi
normatif. Klasifikasi ini terjadi karena sasaran yang berbeda yang ingin
dicapai atau dihasilkan olehn teori akuntansi.
Penjelasan positif berisi pernyataan
tentang suatu (kejadian, tindakan, atau perbuatan) seperti adanya sesuai dengan
fakta atau yang terjadi atas dasar pengamatan empiris. Penjelasan positif
diarahkan untuk memberi jawaban apakah suatu pernyataan itu benar atau salah
(good or bad) atau relevan atau takrelevan (relevant or irrelevant) dalam
kaitannya dengan kebijakan ekonomik atau sosial tertentu. Penjelasan normatif
diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan politik sehingga bersifat
pembuatan kebijakan (policy making).
Dengan pemikiran diatas, blaug
(1992) menjelaskan bahwa teori positif berkepentingan dengan masalah fakta
(realmof fact) sedangkan teori normatif berkepentingan dengan masalah nilai
(realm of value).
Dilain pihak, sasaran teori akuntansi
normatif adalah menghasilkan penjelasan atau penalaran mengapa perlakuan
akuntansi tertentu lebih baik atau lebih efektif (good or bad) daripada
perlakuan akuntansi alternatif karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai.
Misalnya, teori akuntansi normatif berusaha untuk menjawab apakah akuntansi kos
historis (historical cost accounting) lebih baik daripada akuntansi kos
sekarang (current cost accounting) untuk mencapai tujuan akuntansi. Untuk
menjawab masalah ini, teori akuntansi normatif mendasarkan penjelasanatau
teorinya atas dasar tujuan yang telah disepakati untuk dicapai. Tujuan tersebut
jelas memuat nialai-nilai (values) yang harus dipertahankan. Penentuan
kesesuaian dengan tujuan akan merupakan proses subjektif (subjective) yang
melibatkan kemampuan menimbang (art) antara manfaat dan risiko atau keuntungan
dan kerugian. Hasil akhir teori akuntansi normatif adalah suatu pernyataan atau
proposal yang menganjurkan tindakan tertentu (prescriptive). Teori akuntansi
positif sering diklasifikasi sebagai teori formal atau teori normatif sebagai
teori non-formal.
Jadi, perbedaan teori akuntansi
positif dan normatif timbul akibat perbedaan sasaran teori dan bidang masalah
(realm) yang menjadi perhatian masing-masing teori. Bila dikaitkan dengan
dikotomi sains-teknologi, teori akuntansi positif lebih erat kaitannya dengan
akuntansi sebagai sains sedangkan teori akuntansi normatif lebih erat kaitannya
dengan akuntansi sebagai teknologi.
2. Aspek
tataran Semiotika
Akuntannsi berkepentingan dengan
penyediaan dan penyampaian informasi seebagai sarana komunikasi bisnis sehingga
akuntansi dapat disebut sebagai bahasa bisnis (the language of business). Bahasa merupakan bagian penting dalam
komunikasi. Pesan atau makna yang ada dibenak pengirim disimbolkan dalam bentuk
ungkapan bahasa yang tepat agar makna tersebut ditafsirkan sama persis seperti
yang dimaksudkan. Dalam ilmu bahasa, sistem komunikasi dan efek komunikatif
(teori komunikasi) dipelajari dalam tiga bidang kajian yaitu semiotika,
linguistika, dan logika. Semiotika merupakan bidang kajian yang membahas teori
umum tentang tanda-tanda (signs) dan simbol-simbol dalam bidang linguistika.
Linguistika itu sendiri merupakan bidang kajian ilmu bahasa yang membahas
fonetik, gramatika, morfologi, dan makna kata atau ungkapan. Logika membahas
masalah yang berkaitan dengan validitas penalaran dan penyimpulan. Ketiga
bidang kajian ini menjadi teori yang melandasi terciptanya komunikasi yang
efektif. Sebagai teori umum dalam penyimbolan informasi, semiotika membahas
tiga pernyataan pokok yang berkaitan dengan simbol informasi. Ketiga pertanyaan
tersebut adalah:
A.
Apakah simbol tersebut logis (masuk akal)?
B.
Apa makna yang terkandung oleh simbol?
C.
Apakah ungkapan tersebut mempunyai efek (pengaruh) terhadap penerima?
Pokok masalah diatas membentuk tiga
tataran (level) semiotika yaitu sintaktika, semantika, dan pragmatika.
Sintaktika menelaan logika dan kaidah bahasa yaitu hubungan logis diantara
tanda-tanda atau simbol-simbol bahasa. Semantika menelaan hubungan antara tanda
atau simbol dan dunia kenyataan (fakta) yang di simbolkannya. Pragmatika
membahas dan menguji apakah komunikasi efektif dengan mempelajari ada tidaknya
perubahan perilaku penerima. Moeliono (1989) memberi ciri tiap tataran
semiotika dalam teori komunikasi.
a.
Teori Akuntansi Semantika
Teori akuntansi semantika menekankan
pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata atau realitas (kegiatan
perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen statemen keuangan)
sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus secara
langsung menyaksikan kegiatan tersebut. Teori ini berusaha untuk menjawab
apakah elemen-elemen statemen keuangan benar-benar mereprensentasi aps yang
memang dimaksudkan dan untuk menyakinkan bahwa makna yang terkandung dalam
simbol pelaporan tidak disalah artikan oleh pemakai. Teori ini berusaha untuk
menemukan dan merumuskan makna-makna penting pelaporan keuangan. Oleh karena
itu, teori ini banyak membahas pendefisinian makna elemen (objek),
pengidentifikasian atribut atau karakteristik elemen sebagai pendefisinian,
daan penentuan jumlah rupiah (pengukuran) elemen sebagai salah satu atribut.
Pendefisinian merupakan langkah penting dalam teori semantika karena kesalahan
pemaknaan mempunyai implikasi penting dalam pengoperasian akuntansi. Misalnya,
dalam pendefinisian aset, penguasaan (control) bukannya pemilikan (ownership)
yang dijadikan kriteria karena kalau pemilik menjadi kriteria aset akan banyak
objek yang tidak masuk sebagai aset. Pendefinisian dan pemaknaan laba bersih
(net income) jiga menjadi perhatian penting teori ini karena akuntansi berusaha
untuk melekatkan makna laba akuntansi agar mendekati konsep laba ekonomik.
Demikian juga, teori ini menjelaskan bahwa laba (earnings) atas dasar asas
akrual merupakan indikator kemampuan mendatangkan kas di masa datang. Laba
bukan sekedar kenaikan kas dalam suatu perioda.
b.
Teori Akuntansi Sintaktik
Teori akuntansi sintaktik adalah
teori yang berorientasi untuk membahas masalah-masalah tentang bagaimana
kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik dalam
elemen-elemen kauangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan.
Simbol-simbol tersebut (misalnya aset, utang, pendapatan, dan lainnya)
harus berkaitan secara logis sehingga informasi semantik dapat dikandung dalam
statemen keuangan.
Teori sintaktik meliputi pula
hubungan antara unsur-unsur yang membentuk struktur pelaporan keuangan atau
struktur akuntansi dalam suatu negara yaitu manajemen, identitas pelapor
(pelaporan), pemakai informasi, sistem akuntansi, dan pedoman penyusunan
laporan (prinsip akuntansi berterima umum atau generally accepted accounting
principles). Dari segi sintaktik, teori akuntansi berusaha untuk memberi
penjelasan dan penalaran tentang apa yang harus dilaporkan, siapa melaporkan,
kapan dilaporkan, dan bagaimana melaporkannya.
c.
Teori Akuntansi Pragmatik
Teori akuntansi pragmatik
memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku
pemakai laporan. Dengan katalain, teori ini membahas reaksi pihak yang dituju
oleh informasi akuntansi. Apakah informasi sampai ke yang dituju dan
diinterpretasi dengan tepat , merupakan masalah keefektifan komunikasi.
Suatu pesan atau kejadian (misalnya
pengumuman laba) dikatakan mengandung informasi kalau pesan tersebut
menyebabkan perubahan keyakinan penerima (pasar modal) dan memicu tindakan
tertentu (misalnya terrefleksi dalam perubahan harga atau voluma saham di pasar
modal). Apabila tindakan tersebut dapat diyakini sebagai akibat informasi dalam
pesan tersebut, dapat dikatakan informasi tersebut bermanfaat. Informasi
akutansi dikatakan bermanfaat apabila informasi tersebut benar-benar atau
seakan-akan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pemekai yang dituju.
Teori pragmatik akan banyak
berisi pengujian-pengujian teori tentang hubungan antara variabel
akuntansi dengan variable perubahan atau perbedaan perilaku pemakai.
Subjek atau pemakai yang diukur perilakunya dapat berupa para akuntan, pelaku
pasar modal, manajer, dan auditor. Yang dapat menjadi indikator perubahan
perilaku antara lain perubahan harga saham, volume saham, kinerja manajer,
kinerja karyawan, dan kinerja perusahaan
2.4
Menerapkan Teori untuk Peraturan Akuntansi
·
Teori Efisiensi Pasar
Teori ini berpendapat bahwa pasar mencapai fungsi nya yang terbaik
tanpa campur tangan pemerintah. Meningkatnya pasar international mempengaruhi
secara luas dalam arus informasi data dan modal. Bagaimanapun juga pemerintah
juga harus turut campur dalam pasar,campur tangan yang paling baik adalah
dengan tujuannya adalah untuk mengembangkan dan mempromosikan pertumbuhan
ekonomi. Para pendukung teori ini berpendapat akuntansi sebagai pemintaan
informasi akuntansi oleh para pengguna,dan penawaran beberapa informasi dalam
bentuk laporan keuangan.
·
Teori Perwakilan (Keagenan)
Hubungan agen yang utama adalah hubungan antara manajemen
dengan pemilik perusahaan. Tujuan manajemen dengan pemilik perusahaan
seringkali tidak sejalan bahkan saling bertentangan. Pemilikk perusahaan
berfokus pada maksimalisasi return investasi serta harga surat berharganya,
sementara manajer memiliki jangkauan fokus economic interest (kompensasi) dan
kebutuhan psikologis (prestis) yang lebih luas. Karena adanya pertentangan ini,
pemilik perusahaan terdorong untuk mengontrak manajer sedemikian rupa agar
konflik dua pihak dapat ditekan. Akhirnya muncul cost untuk memonitor kontrak
dengan manajemen sehingga mengurangi kompensasi yang diterima manajemen. Dengan
demikian, manajemen terdorong untuk menjaga cost agar tetap rendah dengan tidak
terlibat pertentangan dengan pemilik perusahaan. Meminimalkan cost monitoring
merupakan satu insentif bagi manajemen untuk melaporkan hasil akuntansi secara
reliable kepada pemilik. Sebab, manajemen dinilai berdasarkan seberapa baik
laporan mereka, dan pelaporan yang baik akan meningkatkan reputasi manajer dan
pada akhirnya manajer akan mendapatkan kompensasi yang lebih karena agency cost
dapat ditekan (pemilik percaya pada hasil laporan manajer). Prinsip-prinsip
pokok corporate governance yang perlu diperhatikan untuk terselenggaranya
praktik good corporate governanceadalah; transparansi (transparency),
akuntabilitas (accountability), keadilan (fairness), dan responsibilitas
(responsibility).
·
Teori Regulasi/Peraturan
ü Teori Kepentingan Publik. Teori
ini menunjukkan regulasi yang merupakan hasil dari tuntutan publik untuk
koreksi kegagalan pasar. Dalam teori ini, kewenangan pusat, termasuk juga badan
pengawas regulator, diasumsikan memiliki kepentingan terbaik dihati masyarakat.
Hal tersebut merupakan hal yang terbaik digunakan untuk mengatur sehingga dapat
memaksimalkan kesejahteraan sosial. Akibatnya, peraturan dianggap sebagai trade
off antara biaya regulasi dan manfaat sosial dalam bentuk operasi omproved
pasar. Sementara pandangan ini merupakan yang ideal tentang bagaimana peraturan
harus dilakukan, namun ada masalah dalam pelaksanaannya.
ü Regulatory Capture Theory.
Meskipun pada faktanya peraturan dibuat untuk menjaga kepentingan umum
pengguna,tujuan ini tidak bisa dicapai karena dalam proses pembuatannya pembuat
peraturan mendominasi peraturan tersebut karena dibuat dari beberapa sudut
pandang entitas yang paling banyak mempengaruhi legistif.
ü Teori Kepentingan Individu. Teori ini disampaikan george stigler Tahun 1971yang
mengatakan bahwa aktivitas seputar peraturan menggambarkan persaudaraan
diantara kekuatan politik dari kelompok berkepentingan. kelompok berkepentingan
(eksekutif/industri) sebagai sisi sang Permintaan/demand dan legislatif sebagai
supply.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Menurut Kenneth S. Most (1982) mendefinisikan teori sebagai
“suatupernyataan sistematik mengenai peraturan atau
prinsip yang mendasari ataumemandu sauatu fenomena. Akuntansi juga
dapat dikatan perekayasaan yaitu menata dibidang studi untuk mendapatkan
informasi bagi berbagai pihak kepentingan untuk mengambil keputusan. Vernon Kam (1986) menganggap bahwa teori
akuntansi adalah suatu system yang komprehensif,
dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia membagiunsur
teori dalam beberapa elemen, yaitu postulat atau asumsi dasar, definisi, tujuan
akuntansi, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode-metode.
Akuntansi
Juga dapat dikatakan Seni, Sains dan
Teknologi. Akuntansi dikatakan seni adalah untuk dapat mempertahankan atau
dipertanggungjelaskan kelayakannya. Penalaran logis berisi asumsi, dasar
pikiran, konsep, dan argumen yang saling berkaitan dan yang membentuk suatu
rerangka pikir yang logis. Akuntansi dikatakan Sains adalah sebagai sesuatu yang
tidak operasional atau sesuatu bersifat abstrak atau sesuatu yang ideal sebagai
lawan dari sesuatu yang nyata dan dikerjakan dalam dunia nyata.Teori akuntansi
sering diartikan sebagai sekumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku dan
harus di anut dalam lingkungan tertentu. Dan Akuntansi dikatakan sebagai teknologi adalah Teknologi digunakan
untuk mengendalikan variable-variabel alam dan sosial untuk mencapai kehidupan
tertentu yang lebih baik. Akuntansi tidak mempunyai sifat-sifat sebagai sains,
karena akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan teknologi, auntansi dapat
didefinisikan sebagai “rekayasaan informasi dan pengendalian
keuangan.” Teknologi merupakan sains terapan, penerapan teknologi tidak lepas
dari nilai budaya tempat akuntansi iterapkan.
teori akuntansi
juga sering dikelompokkan atas dasar perspektif lain menurut tujuan atau
penekanan pembahasan.
1.
Aspek Sasaran Teori
Aspek sasaran (goal)
teori akuntansi telah disinggung dalam beberapa uraian sebelum ini. Aspek
sasaran ini mendasari pembedaan teori akuntansi menjadi teori akuntansi positif
dan normatif.
2.
Aspek Tataran Semiotika
Akuntannsi
berkepentingan dengan penyediaan dan penyampaian informasi seebagai sarana
komunikasi bisnis sehingga akuntansi dapat disebut sebagai bahasa bisnis (the
language of business).
a.
Teori Akuntansi Semantika
Teori akuntansi
semantika menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata atau
realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen
statemen keuangan) sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan
tanpa harus secara langsung menyaksikan kegiatan tersebut.
b.
Teori Akuntansi Sintatik
Teori akuntansi sintaktik adalah
teori yang berorientasi untuk membahas masalah-masalah tentang bagaimana
kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik dalam
elemen-elemen kauangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan.
Simbol-simbol tersebut (misalnya aset, utang, pendapatan, dan lainnya)
harus berkaitan secara logis sehingga informasi semantik dapat dikandung dalam
statemen keuangan.
c.
Teori Akuntansi Pragmatik
Teori akuntansi pragmatik
memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku
pemakai laporan.
Menerapakan teori
untuk peraturan akuntansi yaitu: Teori Efisiensi Pasar, Teori Perwakilan (Keagenan), Teori
regulasi/peraturan ada terbagi menjadi tiga teori pertama, Teori kepentingan
publik, Teori kepentingan individu, dan Regulatory Capture Theory.
DAFTAR
PUSTAKA
Abubakar,
Wibowo. 2004. Akuntansi Untuk Bisnis:Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta. PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Ahmed
Riahi, Belkaoui.2011. AccountingTheory5th ed. Jakarta: Salemba Empat.
Anton,
Moeliono, 1989, KBBI, Jakarta: Balai Pustaka.
Basuki. 2000.
Pengelolaan Keuangan Daerah. Yogyakarta: Karya Tulis Widyaiswara Pundiklat
Pegawai BPK
Chariri dan Gozhali, 2003 Teori Akuntansi. Semarang: UNDIP
Hendriksen, Eldon
S dan F. Van Breda. 1992. Accounting Theory, Fifth Ed. Homewood Illinois:
Richard D. Irwin, Inc.
Holmes, S., and
Nicholls, D., 1988, An Analysis of The
Use of Accounting Information by Australian Small Business, Journal of Small
Business Management, 26 (20), 57-68
L Suparwoto,
(1990), Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi 1. BFE, Yogyakarta.
Machfoedz, Mas’ud.
1996. Akuntansi Manajemen, Perencanaan dan Pembuatan Keputusan Jangka Pendek.
Buku 1. Edisi 5. Yogyakata :BPFE.
Mansjoer,
Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedokteran Univ
Indonesia.
Most,
Kenneth S. 1982. Accounting Theory. Columbus, OH: Grid Publishin, Inc
Suwardjono.
(2005). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
Vernon
Kam. 1990. Accounting Theory. Second Edition. John willey and Sons. Canada
Watts,
Ross L. dan Jerold L. Zimmerman (1986). Positive Accounting Theory. USA:
Prentice-Hall.
Comments
Post a Comment