Makalah Research Design,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perencangan didefinisikan sebagai
penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa
elemen yang terpisah dari satu kesatuan yang utuh dan berfungsi (Jogiyanto,
2005) dan Menurut Margono, (2010:100) Rancangan
itu adalah alur kegiatan peneliti dalam memecahkan masalah . Disusun secara
matang dan cermat sehingga nantinya akan sangat membantu peneliti maupun orang
yang membaca hasil penelitiannya dalam memahami masalah serta cara
mengatasinya.
Penelitian adalah suatu proses yang digunakan
untuk mengumpulkan dan menganalisis informrmasi untuk memahami suatu masalah
(Creswell, 2012). Adapun penelitian dalam dunia pendidikan adalah
langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis
informasi guna memahami suatu masalah dalam pendidikan. Pada dunia pendidikan,
metode penelitian yang sering digunakan adalah penelitian dengan metode
kuantitatif, metode kualitatif, dan metode campuran. Namun dalam makalah ini
hanya membahas penelitian dengan metode kuantitatif dan penelitian dengan
metode kualitatif.
Menurut Soegeng dalam
Tahir (2011:51) Rancangan penelitian adalah langkah-langkah penelitian yang
terstruktur, Ekonomis dan Sesuai dengan Tujuan Penelitian
sehingga data-data yang didapatkan adalah data yang akurat. Sedangkan
menurut Sukardi (2003:69), perencanaan penelitian yaitu bayangan untuk seorang
peneliti tentang apa yang akan kita lakukan saat menelitian dan menemukan cara
mengatasi masalah yang menjadi objek penelitiannya. Kerlinger dan Lee
dalam Setyosari (2010:170) mengemukakan bahwa Kegunaan rancangan penelitian
yang pertama adalah pedoman dalam menemukan hasil/ cara mengatasi
suatu permasalahan, yang dulu sebelum kita melakukan penelitian menjadi tanda
tanya yang akan kita temukan jawabannya dan setelah melakukan penelitian
bertolak dari rancangan itu sendiri kini pertanyaan-pertanyaan itu terjawab
semua dan merupakan hasil penelitian . Kedua adalah mengontrol atau
mengendalikan variabel yang saling berhubungan, variabel-variabel apa yang
harus kita dahulukan.
Rancangan penelitian merupakan rencana dan dan
prosedur penelitian yang meliputi: dari asumsi-asumsi luas hingga metode-metode
rinci dalam pengumpul-an dan analisis data. Rancangan tersebut melibatkan
sejumlah keputusan yang me-libatkan rancangan seperti apa yang seharusnya
digunakan untuk meneliti topik tertentu.
Misalnya, dalam (proposal) penelitian, para
peneliti perlu mengambil ke-putusan terkait dengan asumsi-asumsi filosofis yang
mendasari penelitian mereka, prosedur-prosedur (yang juga sering di sebut
sebagai strategi-strategi) penelitian, dan metode-metode spesifik yang akan
mereka gunakan dalam pengumpulan, ana-lisis, dan interpretasi data. Pemilihan
atas satu rancangan penelitian juga perlu di-dasarkan pada masalah/isu yang
ingin diteliti, pengalaman pribadi si peneliti, dan target atau sasaran
pembacanya.
Sebagai individu yang akan melakukan
penelitian kita harus mengetahui apa
saja hal-hal yang berkenaan dengan rancangan penelitian yang akan menjadi dasar
bagi kita untuk menentukan jenis penelitian yang akan kita terapkan. Untuk itu
perlu kiranya bagi kita untuk mengetahui tentang jenis-jenis rancangan
pene-litian, tiga komponen penting dalam rancangan penelitian, rancangan
penelitian sebagai pandangan-dunia, strategi, dan metode, dan yang terakhir
kriteria dalam memilih rancangan penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
beberapamasalah dalam penulisan makalah ini, antara lain:
1.
Apa yang dimaksud dengan
Rancangan Penelitian tersebut?
2.
Bagaimana
tahap-tahapan dalam Rancangan Penelitian itu tersebut?
3.
Apa saja jenis-jenis
dalam Rancangan Penelitian tersebut?
1.3 Tujuan
Tujuan
dilakukan penulisan ini adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai:
1.
Untuk mengetahui Rancangan
Penelitian.
2.
Untuk mengetahui
Tahapan dalam menyusun Rancangan Penelitian tersebut,
3.
Untuk mengetahui
jenis-jenis dalam Rancangan Penelitian tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Rancangan Penelitian
mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan penelitian. Mulai dari membuat perencanaan, merencanakan
kerja sama dan memahami macam-macam etika penelitian. Menurut Margono,
(2010:100) Rancangan itu adalah alur kegiatan peneliti dalam memecahkan masalah
. Disusun secara matang dan cermat sehingga nantinya akan sangat membantu
peneliti maupun orang yang membaca hasil penelitiannya dalam memahami masalah
serta cara mengatasinya.
Rancangan penelitian dapat juga
dikatakan sebagai skema atau bagan karena rencana itu membuat atau memuat peta
kegiatan yang akan kita laksanakan dan digunakan sebagai petunjuk. Rancangan
juga mengingatkan kita untuk melakukan ini, jangan melakukan yang itu,
hati-hati dalam melakukan ini, ini tidak penting dan seterusnya. Ini merupakan
sebuah petunjuk dan pedoman seorang peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya
dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Menurut Soegeng dalam Tahir (2011:51)
Rancangan penelitian adalah langkah-langkah penelitian yang
terstruktur, Ekonomis dan Sesuai dengan Tujuan Penelitian
sehingga data-data yang didapatkan adalah data yang akurat. Sedangkan
menurut Sukardi (2003:69), perencanaan penelitian yaitu bayangan untuk seorang
peneliti tentang apa yang akan kita lakukan saat menelitian dan menemukan cara
mengatasi masalah yang menjadi objek penelitiannya.
Kerlinger dan Lee
dalam Setyosari (2010:170) mengemukakan bahwa Kegunaan rancangan penelitian
yang pertama adalah pedoman dalam menemukan hasil/ cara mengatasi
suatu permasalahan, yang dulu sebelum kita melakukan penelitian menjadi tanda
tanya yang akan kita temukan jawabannya dan setelah melakukan penelitian
bertolak dari rancangan itu sendiri kini pertanyaan-pertanyaan itu terjawab
semua dan merupakan hasil penelitian . Kedua adalah mengontrol atau
mengendalikan variabel yang saling berhubungan, variabel-variabel apa yang
harus kita dahulukan.
“Agar rancangan dapat memperkirakan
hal-hal apa yang akan dilakukan dan dipegang selama penelitian, perumusannya
harus memperhatikan criteria sebagai berikut:
1. Mencakup semua
kegiatan yang akan dilakukan, seperti masalah, tujuan, sumber data, sarana
prasarana dan sebagainya
2. Disusun secara
sistematis logis sehingga memberi kemungkinan kemudahan bagi peneliti dalam
melaksanakan dan bagi orang lain dalam melakukan penilaian.
3. Harus dapat
memperkirakan sejauh mana hasil yang akan diperoleh, serta usaha-usaha yang
mungkin dilakukan untuk memperoleh hasil secara efektif dan efisien.” Margono
(2010,100).
2.2 Komponen Rancangan Penelitian
Menurut Sukardi (2003:69-73) Secara umum rencana penelitian mempunyai
beberapa komponen penting, diantaranya :
a.
Halaman judul
Halaman judul terletak paling pertama dalam laporan penelitian. Pada
halaman ini berbeda dengan halaman-halaman selanjutnya sebab, tulisannya lebih
tebal dan dengan huruf yang besar. Selain itu, halaman judul berisi judul
permasalahan yang akan kita teliti, nama peneliti, logo lembaga (jika
penelitian dilakukan dibawah naungan suatu lembaga atau organisasi saperti
universitas) dan yang paling terakhir adalah nama dari lembaga itu sendiri.
Judul penelitian yang ditulis bersifat mewakili masalah yang membutuhkan
pemecahan dan solusi, harus singkat, padat dan jelas.( Sukardi:2003:70)
b.
Pengantar
halaman ini merupakan halaman untuk si peneliti sebab disinilah peneliti
memperkenalkan secara sederhana masalah yang hendak di teliti. Pada halaman ini
pula peneliti menyampaikan ucapan-ucapan terimah kasih kepada rekan-rekan yang
turut membantu proses penelitian, kepada pimpinan dan
orang-oarng yang menjadi inspirasi terlaksananya kegiatan
penelitian. Seringkali peneliti menuliskan sebuah kalimat yang menjadi
prinsipnya dalam mencari solusi atas permasalahan.(Sukardi : 71)
c. Pendahuluan
Bagian - bagian di dalam bab pendahuluan adalah : latar belakang yaitu
peneliti memberikan pemahaman kepada pembaca tentang kejadian-kejadian yang
sangat berhubungann dengan permasalahan yang ingin diteliti serta apa yang
menjadi dasar penelitian tersebut dilaksanakan dan perlu untuk dilakukannya
penelitian. Identifiksi permsalahan yaitu permasalahan yang mungkin saja ada
dalam kasus penelitian yang mempunyai hubungan dengan masalah pokoknya namun
dalam menentukan masalah peneliti hrus mempertimbangkan kelayakannya, peneliti
hanya mengambil masalah yang sangat erat kaitannya dengan penelitian. Rumusan
masalah yaitu untuk memudahkan peneliti memperoleh informasi-informasi yang
ilmiah sehingga dalam menemukan jawabannya juga akan mudah dan tepat. Tujuan
yaitu apa yang diinginkan peneliti terhadap permasalahan itu sebenarnya
sehingga dilakukan penelitian dan Manfaat penelitian yaitu hasil dari
penelitian tersebut berdampak positif kepada diri sendiri sebagai peneliti
teritama masyarakat . ( Sukardi:2003:70)
d. Kajian
pustaka
Menurut Setyosari (2010:84) .kajian pustaka yaitu bahan- bahan bacaan yang
pernah dibaca oleh peneliti dan menpunyai kaitan dengan apa yang akan diteliti
dan membantu peneliti untuk lebih memahami masalah yang dihadapi. Pada kajian
pustaka peneliti mengajukan kerangka berpikir, hipotesis, arah metode yang
dikehendaki.
e. Metodologi
Menurut sukardi (2003:71) Pada metodologi terdapat sekumpulan peraturan,
kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian
sehingga subjek yang akan diteliti dapat dipahami Disini juga peneliti
memaparkan metode penelitian yang diterapkan dalam mengatasi permasalahan yang
menjadi bahan penelitiannya.
f. Jadwal
penelitian
Komponen ini merupakan penjelasan tenggang waktu yang dugunakan peneliti.
Penentuan jadwal menjadi sebuah target yang waktu yang akan diselesaikan dalam
melaksanakan penelitian. Agar setiap kegiatan dapat diperhitungkan semakin
singkat waktu penelitian maka semakin sedikit pula biaya yang
dikeliarkan.(Sukardi:2003:71)
g. Rencana
anggaran/estimasi biaya (jika diperlukan)
Dalam melakukan penelitian pelaku
memerlukan biya yang bervariasi, tergantung tempat dan waktu penelitian.
Semakin jauh tempat tempat mengumpulkan data maka akan memerlukan waktu yang
sangat lama dan semakin banyak pula biaya yang diperlukan.
“kerangka penelitian dalam bentuk singkat yang biasanya memuat hal-hal
sebagai berikut :
a)
Nama proyek :
b)
Pengusul proyek:
c)
Supervisor:
d)
Pelaksana:
e)
Pimpinan proyek:
f)
Research associates:
g)
Kontrak:
h)
Jangka waktu
pelaksana:
i)
Anggaran biaya:
j)
Scope penyelidikan:
k)
Metode yang digunakan:
l)
Tahapan-tahapan
pelaksanaan:
m)
Laporan sementara:”
(Narbuko:2012:167-168)
2.3 Tahap-tahap Rancangan Penlitian
a)
Rancangan dalam Merencanakan Penelitian
Dalam merencanakan penelitian, rancangan dimulai dengan mengadakan
penyelidikan dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan
diketahui, dalam memecahkan masalah. Dari penyelidikan itu, akan terjawab
bagaimana hipotesa dirumuskan dan diuji dengan data yang diperoleh untuk
memecahkan suatu masalah. Dari sini pula dapat dicari beberapa petunjuk tentang
rancangan yang akan dibuat untuk penelitian yang akan dikembangkan. Pemilihan
rancangan biasanya dimulai ketika seseorang peneliti sudah mulai merumuskan
hipotesis-hipotesisnya. Tetapi aspek yang paling penting adalah berkenaan
dengan apakah suatu hipotesis yang khas diterjemahkan ke dalam
fenomena-fenomena yang diamati dan apakah metode penelitian yang akan dipilih
akan dapat menjamin diperolehnya data yang diperlukan untuk menguji hipotesis
tersebut. Sampai pada taraf ini, peneliti dihadapkan kepada pilihan metode yang
akan digunakan dalam penelitian. Apakah akan digunakan metode survei, metode
eksperimen ataukah metode kualitatif yang tidak berstruktur. Juga telah dapat
dipertimbangkan apakah dengan biaya yang tersedia serta jumlah serta
keterampilan dari orang-orang yang akan dilibatkan dalam penelitian sudah cukup
tersedia untuk melaksanakan penelitian. Desain untuk penelitian bertujuan untuk
melaksanakan penelitian, sehingga dapat membuat kesimpulan. Rancangan atau
desain rencana penelitian yang baik akan dapat menterjemahkan model-model
ilmiah ke dalam operasional penelitian secara praktis. Tiap langkah dari desain
perencanaan penelitian memerlukan pengambilan keputusan yang tepat oleh si
peneliti. Keputusan yang diambil harus merupakan kompromi antara penggunaan metode
ilmiah yang sangat sukar dan kondisi sumber yang tersedia. Kompromi-kompromi
ini dapat menghasilkan rencana penelitian yang cocok dengan masyarakat ilmiah
setempat serta taraf pengembangan ilmu itu sendiri.
b) Rancangan dalam Pelaksanaan Penelitian
Rancangan atau desain pelaksanaan penelitian meliputi proses
membuat percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran-pengukuran
variabel, memilih prosedur dan teknik sampling, alat atau teknik pengumpul
data, kemudian membuat coding, editing, dan memproses data yang dikumpulkan.
Dalam pelaksanaan penelitian termasuk juga proses analisis data serta membuat
pelaporan. Suchman (1967), desain dalam pelaksanaan penelitian, meliputi:
1) Desain Sampel
Desain sampel yang akan digunakan dalam operasional penelitian
sangat bergantung dari pandangan efisiensi. Dalam desain sampel ini termasuk:
a) mendefinisikan populasi
b)
menentukan besarnya sampel, dan
c) menentukan sampel yang refresentatif
Definisi dari sampling sangat bergantung dari hipotesa. Dalam menentukan
besar sampel, pemilihannya perlu dihubungkan dengan tujuan penelitian serta
banyaknya variabel yang akan dikumpulkan. Dalam merencanakan desain dari
sampling diperlukan teknik-teknik untuk memperoleh samping yang refresentatif.
Memang terdapat perbedaan apakah sampling yang diambil harus probability
sampling, atau judgemental sampling, tetapi perbedaan di atas baru perlu
dipertimbangkan untuk disesuaikan dengan kesimpulan yang akan diambil serta
inferensi statistik yang akan dibuat. Kombinasi dari kedua teknik sampling di
atas dapat juga dilaksanakan. Jika metode penelitian yang dipilih adalah metode
eksperimental, maka dalam masalah desain sampling, penekanan lebih diarahkan
kepada pemilihan desain percobaan yang cocok. Dalam pemilihan desain percobaan
ini, peneliti selalu dituntun oleh derajat akurasi yang diminimasikan. Kondisi
homogenitas dari media percobaan mana yang lebih baik dan lebih efisien untuk
digunakan.
2)
Desain Alat (Instrumen)
Yang dimaksud dengan alat di sini adalah alat untuk mengumpulkan
data. Walau metode penelitian apa saja yang digunakan, masalah desain terhadap
alat untuk mengumpulkan data sangat menentukan sekali dalam pengujian
hipotesis. Alat yang digunakan dapat saja sangat berstruktur (seperti check
list dari questioner atau schedule), kurang berstruktur seperti interview guide
ataupun suatu outline biasa di dalam mencatat pengamatan langsung. Pemilihan
alat harus dievaluasikan sebaik mungkin sehingga alat tersebut relevan dengan
informasi yang diinginkan untuk memperoleh data yang cukup reliabel. Kecuali
dalam penelitian eksperimen, maka alat yang digunakan dalam penelitian sosial
sukar menjamin terdapatnya validitas mutlak dari observasi data. Satu alat bisa
saja untuk satu kegunaan, tetapi menjadi tidak valid untuk tujuan yang lain.
Secara umum desain dari alat haruslah diujicobakan sebelum digunakan untuk
dapat menjamin efisiensi dalam pengumpulan keterangan-keterangan (data) yang
diperlukan untuk menguji hipotesa.
3) Desain Analisa
Secara ideal, desain analisa sudah dikerjakan lebih dahulu sebelum
pengumpulan data dimulai. Jika desain dalam memformulasikan hipotesa sudah
cukup baik, maka desain analisa secara paralel dapat dikembangkan dari desain
merumuskan hipotesa tersebut. Hipotesa tersebut dianggap baik jika ia konsisten
dengan analisa yang akan dibuat. Dalam desain hipotesa, juga harus sudah
dispesifikasikan hubungan-hubungan dasar yang akan dianalisa. Dalam analisa
hubungan-hubungan antara variabel bebas dan variabel dependen, maka variabel
lain yang mempengaruhi kedua variabel di atas perlu juga dianalisa.
Hipotesa merupakan titik tolak analisa, tetapi pemikiran imaginatif
serta pikiran-pikiran asli akan muncul dalam analisa dan disesuaikan dengan
data yang tersedia. Dalam analisa, peneliti akan menocokkan data dengan
hipotesa, menambah yang kurang atau mengurangi yang lebih. Walaupun demikian,
gambaran akhir yang dihasilkan oleh analisa harus menyerupai gambaran yang
dirumuskan dalam hipotesa. Dalam desain analisa, maka diperlukan sekali
alat-alat yang digunakan untuk membantu analisa. Penggunaan statistik yang
tepat yang sesuai dengan keperluan analisa harus dipilih sebaik-baiknya.
Penggunaan statistik sebagai alat analisa telah sangat berkembang, tetapi dalam
analisa yang dilakukan, jangan dilupakan asumsi-asumsi dasar yang dijelaskan
dalam penggunaan statistik tersebut, serta ke arah mana inferensi tersebut akan
dibuat.
2.4 Jenis-jenis Rancangan Penelitian
Ada tiga
jenis rancangan penelitian yaitu: penelitian kualitatif, kuan-titatif, dan
metode campuran.
a. Penelitian
kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan metode-metode
untuk meng-eksplorasi dan memahami makna
yang-oleh sejumlah individu atau sekelompok orang-dianggap berasal dari masalah
sosial atau kemanu-siaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan
upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
prosedur-prosedur, me-ngumpulkan data yang spesifik dari para partisipan,
menganalisis data secara induktif mulai
dari tema-tema umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian
ini memiliki struktur atau kerang-ka yang fleksibel. Siapapun yang terlibat
dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang
bergaya induktif, ber-fokus terhadap makna individual dan menerjemahkan
kompleksitas su-atu persoalan (diadaptasi dari Creswell, 2007)
b. Penelitian
kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode
untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Vari-abel-variabel ini diukur –biasanya
dengan instrument-instrumen pene-litian- sehingga data yang terdiri dari
angka-angka dapat dianalisis ber-dasarkan prosedur-prosedur statistik. Laporan
akhir untuk penelitian ini pada umumnya memiliki struktur yang ketat dan
konsisten mulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka, landasan teori, metode
penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan (Creswell, 2008). Seperti halnya
para peneliti kualitatif, siapapun yang terlibat di dalam penelitian
kuantitatif juga perlu memiliki asumsi-asumsi untuk menguji teori secara
deduk-tif, mencegah munculnya bias-bias, mengontrol penjelasan-penjelasan,
alternative, dan mampu menggeneralisasikan
dan menerapkan kemba-li penemuan-penemuannya.
c. Penelitian
metode campuran
Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang
mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk
kualitatif dan bentuk kuantitatif.
Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi
pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan pencam-puran (mixing) kedua pendekatan tersebut dalam
satu penelitian. Pen-dekatan ini lebih kompleks dari sekedar mengumpulkan dan
menga-nalisis dua jenis data: ia juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan
penelitian tersebut secara kolektif sehingga kekuatan penelitian ini se-cara
keseluruhan lebih besar ketimbang penelitian kualitatif dan kuan-titatif
(Creswell & Plano Clark, 2007).
2.5 Rancangan Penelitian Kuantitatif
Menurut Tahir (2011:52) penelitian kuantitatif terdiri dari metode
eksperimen dan metode non eksperimen. Dalam metode eksperimen terdapat true
experiment dan quasi experiment. Sedangkan dalam metode non eksperimen terdapat
metode deskriptif, metode korelasional dan metode survei.
1. Metode
eksperimen
a) True experiment
True experiment atau
eksperimen sungguhan dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) kepada
kelompok atau subjek untuk mengetahui apakah perlakuan tersebut memiliki dampak
pada variabel atau factor hasil tersebut. True experiment ialah untuk menguji
hubungan sebab akibat (Emzir: 2007:98)
b) Quasi
experiment
Dalam penelitian quasi
experiment bertujuan untuk mambandingkan suatu kelompok. Peneliti memilik
secara kelompok atau subjek secara acak dan menentukan kelompok treatment atau
kelompok yang mendapat perlakuan dan control. (Setyosari:2010:42)
2. Metode
non eksperimen
a) Rancangan
penelitian deskriptif
Metode penelitian yang
mengambarkan ojek sesuai dengan apa adanya yang diperoleh dari peneliti
langsung.penelitian ini dapat ditampilkan seperti penggambaran secara factual
tentang perkembangan sekolah. Margono (2010:106)
b) Rancangan
penelitian korelasional, menurut Soegeng dalam Tahir (2011:55) penelitian
korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data
guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel
atau lebih.
c) Rancangan
penelitian survey, yaitu model penelitian yang paling banyak digunakan untuk
meneliti kehidupan social dan pendidikan. Penelitian survey mengumpulkan data
seakurat mungkin guna mendapatkan informasi mengenai keadaan dan kejadian yang
terjadi dikalangan masyarakt tersebut.
2.6 Rancangan Penelitian Kualitatif
Alasan yang dipakai para peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif adalah permasalahan yang belum jelas, holistik, kompleks,
dinamais, dan penuh makna sehingga tidak mungkin data tersebut dikumpulkan
dengan metode penelitian lainnya, menurut Sugiono (2007: 145). Secara umum
jenis dan ragam penelitian kualitatif terbagi menjadi:
1. Metode Deskriptif
Menurut
(Sukmadinata: 2013) metode deskriptif dapat digolongkan menjadi dua yaitu
pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Perbedaannya dalam sifat
kajian, penelitian kuantitatif deskriptif atau gambarannya menggunakan ukuran,
jumlah atau frekuensi, sedang dalam penelitian kualitatif lebih memperhatikan
karakteristik, kualitas, keterkaitan, atar kegiatan. Metode deskriptif merupakan prosedur pemecahan
masalah dengan mendeskripsikan keadaan subjek atau objek
berdasarkan fakta-fakta yang
alamiah pada masa sekarang. Metode deskriptif
merupakan cara kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara
terus-menerus atas suatu objek penelitian, metode deskriptif dapat dipahami
sebagai aktivitas penyelidikan yang berusaha menjangkau informasi faktual
secara interval (Andi Prastowo, 2011: 189). Ulfatin
(2015: 25) menjelaskan, penelitian deskriptif dapat dikatakan bahwa semua jenis
penelitian kualitaatif itu sifatnya dekriptif, yaitu bertujuan untuk
menggambarkan dan mendeskripsikan karakteristik dari fenomena, salah satu ciri
metode ini bersifat naratif dan umumnya digunakan untuk menjawab masalah
penelitian yang menyangkut pertanyaan what,
how, dan why. Penelitian ini menggambarkan karakteristik dari fenomena
secara utuh dan menyeluruh dengan uraian kata-kata dan kalimatnya naratif.
2. Metode
Fenomenologi
Metode fenomenologi berorientasi untuk
menafsirkan arti dari peristiwa,
pendekatan yang digunakan berdasarkan fakta
alamiah. Metode fenomenologi memandang kajian sebagai bentuk kesatuan
dari keseluruhan objek (pendekatan holistik). Tujuan metode fenomenologi
untuk mendapatkan pengetahuan yang objektif.
“Penelitian fenomenologi adalah
penelitian yang berorientasi pada pengalaman subyektif atau pengalaman yang
mengungkap fenomena khusus. Penelitian fenomenologi menyelidiki pengalaman
dengan berusaha memahami arti peristiwa kaitan-kaitannya terhadap orang-orang
yang berada dalam situasi tertentu” menurut ulfatin (2015: 25). Sehingga
penelitian ini membahas tentang landasan pokok untuk menunjuk pada pengalaman
subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang diteliti.
Moleong (2014) mengatakan terdapat
beberapa ciri pokok fenomenologi yaitu:
a. Fenomenologis cenderung mempertentangkan dengan
“naturalisme” yaitu yang disebut obtifisme dan positivisme.
b.
Fenomenologis cenderung percaya bahwa bukan hanya sesuatu benda yang ada dalam
dunia, alam dan budaya, sehingga panelitian ini membahas tentang fenomena yang
terdapat didunia.
Menurut modzakir (2008: 56) “seorang peeliti
kualitatif harus mampu membedakan antara kenyataan dan fenomena dan meyakini
bahwa setiap kenyataan selalu berdimensi objektif dan subjektif, fenomena bukan
fakta atau kenyataan, melainkan konsep atau gambaran seseorang tentang sebuah kenyataan
sosial yang dialami sendiri oleh subjek yang bersangkutan”.
3. Metode
Penelitian dan Pengembangan
Ulfatin (2015: 27) penelitian ini dilakukan melalui
dua tahapan besar yaitu R&D (Research
dan Development). Pada tahapan research, peneliti memulai dari
penelitian kualitatif atau kuantitatif yang telah ada. Sedangkan pada tahapan development, peneliti berusaha menindak
lanjuti hasil penelitiannya dengan menghasilkan produk pengembangan. Produk itu
berupa prototipe, model, desain atau produk yang sudah jadi. Menurut
Sukmadinata (2013: 164) penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau
langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian dan
pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara
penelitian dasar dengan penelitian terapan.
Menurut gall dan borg dalam (Sukmadinata, 2013: 163)
tahapan penelitian dan pengembangan terdiri dari: penelitian dan pengumpulan
data, perencanaan pengembangan produk, pengembangan produk awal, uji coba
produk awal, penyempurnaan produk awal, uji coba produk yang telah
disempurnakan, penyempurnaan produk pengujian produk, produk akhir,
implementasi –institusionalisasi produk.
4. Metode Studi
Kasus
Metode studi kasus digunakan untuk menelaah suatu kasus secara komprehensif (ruang lingkup yang luas dan lengkap). Menurut ulfatin (2015: 25) studi kasus adalah metode
penelitian yang memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan
rinci. Studi kasus dalam penelitian kualitatif umumnya bertujuan untuk
mempertahankan keutuhan dari objek yang diteliti. Metode studi kasus bertujuan untuk
mengembangkan cara kerja yang paling efisien. “Studi kasus (case
study) merupakan satu metodologi penelitian yang menggunakan bukti empiris
(bukan hasil eksperimen laboratorium) untuk membuktikan apakah suatu teori
dapat diimplementasikan pada suatu kondisi atau tidak” Samiaji Sarosa, 2011:
116.
5.
Metode Etnografi
Penelitian etnografi merupakan
penelitian yang fokus penuh dibidang kebudayaan, serta juga dapat juga
diartikan meneliti budaya dari dan untuk bisnis. Ulfatin (2014) menjelaskan ethno=bangsa, sedangkan graphy=menguraikan (menguraikan budaya
masyarakat dalam satu bangsa). Semula etnografi sebagai pendekatan teoretik
yang digunakan oleh para ahli antropologi untuk mempelajari budaya dan
kehidupan manusia. Etnografi
adalah suatu pendekatan penelitian yang mendiskripsikan dan mengitrepetasi
sistem budaya atau kelompok sosial tertentu. Peneliti memeriksa pola-pola
perilaku, kebiasaan, cara-cara hidup, dan sistem gagasan suatu kelompok
masyarakat. Etnografi mencakup observasi
kelompok yang memakan waktu lama, biasanya observasi partisipatif, dimana
peneliti meleburkan diri dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang dikaji.
Peneliti mempelajari tema-tema budaya perilaku, bahasa, dan interaksi kelompok
yang bersangkutan. Jadi Metode
Etnografi (budaya) merupakan metode penelitian yang banyak dilakukan dalam
bidang antropologi terutama yang berhubungan dengan setting budaya.
Tujuan utama etnografi adalah
memahami sudut pandang atau cara hidup seseorang atau sekelompok orang dalam
keadaan sesungguhnya. Maka dari itu ada tiga
ciri penting mengapa peneliti harus memilih metode etnografi (1) ingin
memahami pandangan hidup orang atau sekelompok orang (2) ingin memahami
keaslian atau kewajaran dalam semua aspek kehidupan manusia dan (3) sebagai
alat belajar dari manusia atau orang yang lain yaitu subyek yang diteliti.
6.
Metode Interaksi Simbolik
Menurut Ulfatin (2015:98) interaksi
simbolik merupakan salah satu diantara beberapa perspektif utama yang dikenal
dalam ilmu-ilmu solial seperti sosiologi, psikologi, antropologi dan
komunikasi. Perspektif interaksi simbolik merupakan cara pandang terhadap
perilaku manusia yang dilihat dari interaksinya yang menggunakan simbol-simbol.
Pengambilanya data dengan cara bagaimana responden merespo subjek. Dengan
memahami dari definisi dan proses definisi dari responden. Esensi dari
interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia,
yakni komunikasi atau pertukaran symbol yang diberi makna. Pandangan interaksi
simbolik berusaha memahami perilaku manusia dari sudut pandang subjek. Perilaku
manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan ekspertasi orang lain
yang menjadi mitra interaksinya. (ulfatin, 2015: 99).
7.
Metode Penelitian Tindakan
Metode penelitian
tindakan didefinisikan sebagai proses demokratis partisipatif yang bertujuan
mengembangkan pengetahuan praktis dalam mencapai tujuan mulia manusia,
berdasarkan cara pandang partisipan (Reason & Bradbury 2008). Menurut
ulfatin (2015: 108) “penelitian tindakan merupakan metode penelitian yang
arahnya membantu para praktisi (guru/pendidik) untuk mengembangkan profesionalisme
kerjanya”.
Metode Penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok orang dalam
mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman
mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. Penelitian tindakan diartikan sebagai suatu bentuk
investigasi yang bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif dengan model
siklus. Tujuan dari penelitian tindakan untuk melakukan perbaikan sistem, cara
kerja, proses, isi kompetensi, dan situasi.
8.
Metode Grounded
Menurut ulfatin (2014) menerangkan Penelitian Grounded
merupakan penelitian kualitatif yang paling pokok sesuai penelitian yang
menghasilkan teori dasar. Jika pada penelitian kuantitatif berangkat dari teori
yang ada kemudaian dijabarkan melalui hipotesis yang sudah diuji
kebenarannya,sebaliknya pada penelitian “grounded” bertolak dari fakta-fakta di
lapangan,kemudian dianalisis untuk diwujudkan menjadi teori. Dengan metode
penelitian ini mengsingkronkan antara hasil penelitian kuantitatif dengan
kenyataan dilapangan. Menurut ulfatin (2015: 47) grounded teori adalah
pendekatan penelitian yang bermaksud untuk mengembangkan teori tentang minat
terhadap fenomena. Fenomena itu perlu diamati dari bawah sampai menjadi suatu
istilah dalam kerangka teori.
Kejelasan dari Moedzakir (2010)
“teori grounded adalah sebuah pendekatan kualitatif yang dihajatkan untuk
mengembangkan atau menemukan sebuah teori substansial berbasis fakta di
lapangan”. Teori juga pengembangan
penelitian yang diartikulasikan kearah tujuan penelitian dan dapan
mengasumsikan bentuk pernyataan naratif.
Metode grounded
adalah pendekatan penelitian kualitatif yang dilakukan untuk mengembangkan sebuah teori berbasis fakta di
lapangan, metode ini bukan membangun teori secara
deduktif akan tetapi pengembangan teori tersebut dilakukan secara induktif.
Menurut Nazir (1988: 88) dalam Andi Prasetowo (2011: 189) “Grounded research merupakan metode penelitian yang mendasarkan diri
pada fakta dan menggunakan analisis perbandingan yang bertujuan untuk mengadakan
generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori, dan
mengembangkan teori tempat pengumpulan data dan analisis data berjalan pada
waktu bersamaan”.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Menurut Margono, (2010:100) Rancangan
itu adalah alur kegiatan peneliti dalam memecahkan masalah . Disusun secara
matang dan cermat sehingga nantinya akan sangat membantu peneliti maupun orang
yang membaca hasil penelitiannya dalam memahami masalah serta cara
mengatasinya. Rancangan penelitian dapat juga
dikatakan sebagai skema atau bagan karena rencana itu membuat atau memuat peta
kegiatan yang akan kita laksanakan dan digunakan sebagai petunjuk. Rancangan
juga mengingatkan kita untuk melakukan ini, jangan melakukan yang itu,
hati-hati dalam melakukan ini, ini tidak penting dan seterusnya. Ini merupakan
sebuah petunjuk dan pedoman seorang peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya
dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Menurut Soegeng dalam Tahir (2011:51) Rancangan penelitian adalah
langkah-langkah penelitian yang terstruktur, Ekonomis dan Sesuai dengan
Tujuan Penelitian sehingga data-data yang didapatkan adalah data yang
akurat.
Menurut Sukardi (2003:69-73) Secara umum rencana penelitian mempunyai
beberapa komponen penting, diantaranya :
1.
Halaman judul
2.
Pengantar
3.
Pendahuluan
4.
Kajian pustaka
5.
Metodologi
6.
Jadwal penelitian
7.
Rencana anggaran/estimasi biaya.
Tahapan
dalam Rancangan dalam penelitian yaitu:
1.
Rancangan dalam merencanakan penelitian
2.
Rancangan dalam pelaksanaan penelitian menurut Suchman (1967),
desain dalam pelaksnaan penelitan ada tiga yaitu:
a.
Desain sampel
b.
Desain alat (instrumen)
c.
Desain analisa
Menurut Tahir (2011:52) penelitian kuantitatif terdiri dari metode
eksperimen dan metode non eksperimen. Dalam metode eksperimen terdapat true experiment
dan quasi experiment. Sedangkan dalam metode non eksperimen terdapat metode
deskriptif, metode korelasional dan metode survei. Alasan yang dipakai para peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif adalah permasalahan yang belum jelas,
holistik, kompleks, dinamais, dan penuh makna sehingga tidak mungkin data
tersebut dikumpulkan dengan metode penelitian lainnya, menurut Sugiono (2007:
145).
DAFTAR
PUSTAKA
Creswell, J. W., & Plano Clark, V. L.
(2007). Designing and conducting mixed
methods research. Thounsand Oaks, CA: Sage.
Creswell, J. W. (2007). Qualitatif inquiry and research design:
Choosing among five approaches (3rd ed.). Thousand Oaks, CA:
Sage
Creswell, J. W. (2008) Educational research: Planning, conducting,
and evaluating quantitative and quality research (3rd ed.) Upper
Saddle River, NJ: Merril.
Creswell, John W. 2012. Research Design Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Emzir.2007.Metodologi
Penelitian Pendidikan Kuantitatif Dan Kualitatif.Jakarta:Rajawali Pers
Jogiyanto, H.M., 2005, Analisa dan Desain Sistem Informasi:
Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis, ANDI, Yogyakarta
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
Moedzakir.
D., 2010. Desain dan Model Penelitian
Kualitatif (Biografi, Fenomenologi, Teori Grounded, Etnografi dan Studi Kasus).
Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Moleong.,
L., J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif
(edisi revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Narbuko, Cholid, Abu Ahmad.2012. Metodologi Penelitian.
Jakarta: Bumi Aksara
Prastowo,
Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif
dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Reason,
P. and Bradbury, H. (2008) The SAGE
Handbook of Action Research: Participative Inquiry and Practice (2nd edition).
London: SAGE.
Suchman, Edward A. 1967. Evaluative Research: Principles and Practice
in Public Service Action Programs. New York: Russell Sage Foundation
Sarosa,
Samiaji. 2002. Dasar-Dasar Penelitian
Kualitatif. Jakarta Barat: PT Indeks.
Setyosari, Punaji.
2010. Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan. Malang:
Kencana Prenada Media Group
Sugiyono.
2013. Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata,
Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara
Ulfatin,
Nurul. 2015. Metode Penelitian Kualitatif
di bidang pendidikan: Teori dan Aplikasinya. Malang: MNC Publishing.
Tahir, Muh. 2011. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Makassar: Unismuh
Comments
Post a Comment